Kamis 07 Dec 2017 11:00 WIB

KPA: Ibu Hamil Perlu Tes HIV

Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Ibu Hamil
Foto: pixabay
Ilustrasi Ibu Hamil

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Mataram dr Margaretha Chepas menyarankan semua ibu hamil tes HIV untuk menghindari bayi lahir dengan HIV. "Apabila dari hasil tes tersebut menyatakan ibu positif HIV, maka ibu hamil harus rutin minum obat ARV atau antiretroviral agar bayi bisa lahir sehat, normal dan tanpa HIV," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Kamis (7/12).

Dari pengalaman yang sudah dilakukan, dia mengatakan, dengan rutin meminum ARV sesuai ketentuan, beberapa kasus orang dengan HIV/AIDS (ODHA), bisa melahirkan bayi tanpa HIV bahkan hingga dua kali melahirkan. "Oleh karena itu, kami berharap agar setiap ibu hamil bisa dilakukan tes HIV untuk mengantisipasi sekaligus menghindari anak lahir dengan HIV," katanya.

Apalagi, katanya, kasus HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga terus mengalami peningkatan yang saat ini terdapat 57 kasus HIV/AIDS terjadi pada ibu rumah tangga. Sebanyak 57 kasus itu terbagi menjadi dua yakni 29 orang ibu rumah tangga dengan HIV dan 28 orang positif AIDS.

Menurutnya, jumlah ibu rumah tangga yang terkena HIV/AIDS ini lebih tinggi dibandingkan dengan penjaja seks dengan jumlah kasus hanya 18 orang. "Dari 18 orang positif HIV/AIDS itu, lima orang HIV dan 13 orang AIDS. Jadi bisa dibayangkan bagaimana posisi ibu rumah tangga yang rentan terhadap HIV/AIDS," katanya.

Oleh karena itu, lanjutnya, peringatan Hari AIDS Sedunia 2017 tingkat Kota Mataram yang dilaksanakan pada 9 Desember 2017, dijadikan sebagai gerakan masyarakat untuk bersama-sama peduli dengan HIV. Salah satunya dengan memahami pentingnya melakukan tes HIV sehingga status HIV dapat segera diketahui dan apabila positif bisa segera mendapatkan obat ARV.

Dengan demikian paradigma HIV/AIDS yang menakutkan dan mematikan berubah menjadi penyakit kronis yang dapat dikelola dan sudah ada obatnya. "Selain itu, dengan mengetahui status kesehatan sejak dini maka kita telah melakukan perlindungan terhadap keluarga dan orang yang kita sayangi," katanya.

Berdasarkan data KPA Mataram, secara kolektif jumlah kasus HIV/AIDS sejak tahun 2001 sampai Oktober 2017 telah ditemukan 217 kasus HIV, 207 orang penderita AIDS dan 117 orang penderita meninggal. Penyebab tertinggi kasus HIV/AIDS itu adalah heteroseks yang mencapai 57 persen, kemudian IDUs 20 persen, homoseks 15 persen, dan perinatal 4 persen, sisanya tidak diketahui dan karena transfusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement