Jumat 08 Dec 2017 13:27 WIB

Pertamina: Kelangkaan Elpiji akan Teratasi dalam Tiga Hari

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah warga mengantre membeli gas subsidi tiga kilogram saat digelar operasi pasar Pertamina, di Kawasan Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12).
Foto: Yulius Satria Wijaya/Antara
Sejumlah warga mengantre membeli gas subsidi tiga kilogram saat digelar operasi pasar Pertamina, di Kawasan Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Iskandar Muchamad mengatakan Pertamina akan segera menyelesaikan persoalan kelangkaan gas elpiji tiga kilogram bersubsidi. Iskandar mentargetkan operasi pasar dan stabilisasi pasokan bisa selesai dalam tiga hari kedepan.

Iskandar mengaku tak menyangka ada kejadian kelangkaan gas seperti ini. Ia mengatakan Pertamina selama ini sudah meningkatkan jumlah distribusi elpiji yang semula hanya 21,9 metrik ton menjadi 24 metrik ton per hari.

"Terus terang dari rata rata produksi harian kita, kami tak menduga akan terjadi kelangkaan. Itu waktu tahun 2011 pernah terjadi di wilayah jabodetabek. Tapi ini kami coba mempercepat. Target kami dalam tiga hari pulih," ujar Iskandar di Kantor Pusat Pertamina, Jumat (8/12).

Iskandar memprediksi kelangkaan gas elpiji tiga kilogram bersubsidi ini karena adanya peningkatan intensitas penggunaan masyarakat terhadap elpiji tiga kilogram ini. Iskandar mengatakan hingga saat ini Pertamina belum menemukan indikasi adanya penumpukan atau penimbunan elpiji.

Namun ia menegaskan bahwa jika terjadi penimbunan pasokan maka Pertamina akan melibatkan aparat penegak hukum untuk bisa menuntaskan persoalan tersebut. Apalagi, menurut Iskandar, apabila ada peninmbunan yang dilakukan oleh agen.

Iskandar mengatakan, izin agen tersebut bisa saja Pertamina cabut dan ditutup. "Ketentuan itu kan ada di kontrak kita, secara regulasi, sampai paling berat ya dipecat kalau dia pelakunya agen. Kalau pangkalan sama, akan ditutup," ujar Iskandar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement