REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump bercicit dalam akun Twitternya menanggapi respons dunia terkait klaim Yerusalem. Cicitan pada Jumat (8/12) pagi merupakan pernyataan pertamanya setelah membuat kegaduhan.
"Saya memenuhi janji kampanye saja - (presiden) yang lainnya tidak!" kata dia. Cicitan itu disertai dengan video pidato Presiden AS terdahulu Bill Clinton, George W Bush dan Barack Obama.
Dilansir di Fox News, video itu menayangkan perkataan Clinton pada 1992 yang mengatakan Yerusalem adalah ibu kota Israel. "Dan harus tetap jadi kota yang tidak terpisahkan, bisa diakses oleh semua," katanya.
Bush pada 2000 juga menyampaikan hal senada. "Segera setelah menjabat, saya akan memindahkan Duta Besar AS ke kota yang ditunjuk Israel sebagai ibu kotanya," kata dia.
Video dilanjutkan dengan pernyataan Obama pada 2008. "Saya terus menyampaikan Yerusalem akan menjadi ibu kota Israel. Saya sudah mengatakannya sebelum ini, dan akan terus mengatakannya lagi nanti," kata dia.
Cicitan Trump menjadi pembelaan diri serta ajang pembuktian dirinya sebagai seorang yang konsisten pada janji kampanye. Ia menepis segala kericuhan dan kegaduhan yang terjadi demi apa yang telah ia katakan saat kampanye.
Kontroversi terkait pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv memang sudah terjadi sejak beberapa dekade lalu. UU yang lolos pada 1995 dibawah pemerintahan Clinton memang menganggap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Namun UU tersebut sengaja bercelah sehingga bisa diubah. Ada pilihan untuk penundaan pemindahan yang diperbaharui setiap enam bulan. Pemerintahan Clinton terus mengundur.
Jika kali ini Trump benar-benar memindahkan Kedubes, maka AS akan jadi negara pertama yang punya kedutaan di Yerusalem. Trump mengatakan ia telah memerintahkan Kemenlu AS untuk segera melakukan proses pemindahan. Tidak jelas bagaimana langkah pastinya hingga saat ini.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement