Jumat 15 Dec 2017 12:58 WIB

Perkembangan Hoki Terkendala Jumlah Lapangan

Presiden Joko Widodo memukul bola hoki saat peresmian empat venue Asian Games di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (2/12).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Presiden Joko Widodo memukul bola hoki saat peresmian empat venue Asian Games di Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Pengurus Pusat Federasi Hockey Indonesia (FHI) menilai perkembangan olahraga hoki lapangan (outdoor) Indonesia terkendala jumlah lapangan yang masih sedikit. Arena standar internasional hoki lapangan di Indonesia yang berbahan karpet rumput sintetis hanya ada di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

"Di Indonesia, lebih gampang menemukan lapangan hoki indoor. Kendalanya memang di sini," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP FHI Deny Fahruddin, di Jakarta, Jumat (15/12).

Selain itu, karena memang terbatas, arena hoki lapangan tidak bisa digunakan secara bebas. Contohnya arena hoki lapangan di GBK, Deny menyebutkan masyarakat umum harus menyewa jika ingin bermain di atasnya.

Hal serupa juga berlaku di Surabaya yang hanya ditujukan gratis bagi warga Surabaya.

Namun, dia melanjutkan, kekurangan lapangan tampaknya tidak menjadi penghalang dalam regenerasi atlet hoki lapangan yang menunjukkan gelagat positif. Saat ini, pada beberapa provinsi, FHI mengungkapkan bahwa hoki lapangan sudah diajarkan dari tingkat sekolah dasar.

"Ini seperti yang terjadi di Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan Timur. Meski tidak bermain langsung di lapangan standar, setidaknya sudah diajarkan teknik dasarnya seperti strategi, cara bermain, cara memukul bola," kata Deny pula.

FHI menyambut gembira hal ini karena bertahun-tahun sebelumnya, permainan hoki baru diperkenalkan saat usia sekolah menengah atas. "Itu sudah terlambat sekali. Seharusnya memang diperkenalkan sejak sekolah dasar, sehingga di usia 17-18 tahun para atlet hoki lapangan ini sudah matang," kata Deny. 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement