Jumat 15 Dec 2017 13:13 WIB

Perhiasan Jadi Pendorong Utama Ekspor Jatim

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Perhiasan (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Perhiasan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Teguh Pramono menjelaskan, nilai ekspor Jawa Timur pada November 2017 mencapai 1,77 miliar dolar Amerika Serikat. Artinya, nilai ekspor Jatim pada November 2017 naik sebesar 4,63 persen jika dibanding bulan sebelumnya yang hanya 1,69 dolar Amerika Serikat.

"Bahkan jika dibanding November di tahun sebelumnya, nilai ekspor pada November 2017 mengalami kenaikan lebih tinggi lagi, yaitu naik sebesar 6,29 persen," kata Teguh di Kantor BPS Jatim, Jalan Raya Kendangsari Industri Nomor 43-44, Kendangsari, Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Jumat (15/12).

Teguh mengungkapkan kenaikan tersebut disebabkan karena terjadi peningkatan pada komoditas migas dan nonmigas. Ekspor komoditas nonmigas mengalami kenaikan jika dibanding bulan sebelumnya yaitu, dari 1,59 miliar dolar AS, menjadi 1,66 miliar dolar AS atau naik 3,81 persen.

"Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang 93,64 persen dari total ekspor bulan ini," ujar Teguh.

Kenaikan tajam, kata Teguh, terjadi pada komoditas migas yang mencapai 18,40 persen. Ekspor migas pada November 2017 mencapai 112,50 juta dolar AS, di mana pada bulan sebelumnya hanya 95,01 dolar AS. Namun begitu, komoditas migas hanya mencakup 6,36 persen dari total ekspor Jatim pafa November 2017.

Jika dikelompokkan berdasarkan kelompok barang (HS) 2 digit, maka kelompok perhiasan/permata (HS 71) menjadi komoditas utama pada November 2017. Nilai transaksi yang dibukukan kelompok tersebut mencapai 225,67 juta dolar AS. "Nilai tersebut mengalami kenaikan sangat tinggi, yaitu sebesar 23,76 persen jika dibanding bulan sebelumnya yang hanya mencapai 182,34 juta dolar AS," kata Teguh. Kontribusi kelompok barang perhiasan/permata ini sebesar 13,63 persen pada total ekspor nonmigas Jatim.

Peringkat kedua kelompok komoditi ekspor Jatim adalah kelompok kayu dan barang dari kayu (HS 44). Kelompok ini menyumbang nilai ekspor sebesar 7,71 persen atau senilai 127,55 dolar Amerika Serikat. Kelompok negara Asean masih menjadi negara tujuan utama ekspor non migas Jawa Timur selama bulan Januari-November 2017. Singapura menjadi negara utama dengan peranan sebesar 6,47 persen dari total ekspor non migas Jatim. Kemudian diikuti Malaysia dengan 6,38 persen dan Thailand 3,00 persen.

Teguh mengungkapkan, pertumbuhan juga ditunjukkan nilai Impor Jatim, yang pada November 2017 mencapai 2,00 miliar dolar Amerika Serikat. Nilai tersebut menunjukan adanya kenaikan sebesar 5,82 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 1,89 miliar dilar Amerika Serikat. Nilai tersebut juga menunjukan adanya kenaikan sebesar 11,17 persen dika dibanding bulan November tahun sebelumnya. "Kondisi positif ditunjukkan oleh impor komoditi migas dan nonmigas yang sama-sama mengalami peningkatan," ujar Teguh.

Impor migas ke Jatim pada November 2017 naik sebesar 11,80 persen dibanding bulan sebelumnya. Nilainya, dari 375,20 juta dolar Amerika Serikat menjadi 419,49 dolar AS. Bahkan, jika dibanding bulan yang sama di tahun sebelumnya, kenaikkan sangat signifikan, yakni mencapai 52,67 persen.

Sementara itu, kenaikkan pada komoditas nonmigas tercatat sebesar 4,34 persen. Impor nonmigas pada November tercatat sebesar 1.583,21 juta dolar AS, di mana pada bulan sebelumnya hanya 1.517,33 dolar AS. "Komoditas nonmigas ini mencakup 79,05 persen dari total impor Jatim pada November 2017," kata Teguh.

Jika dikelompokkan berdasarkan kelompok barang (HS) 2 digit, kelompok besi dan baja (HS 72) merupakan komoditas utama impor Jatim pada November 2017. Kelompok ini berhasil membukukan nilai transaksi sebesar 199,34 juta dolar AS, atau naik 31,33 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 151,79 juta dolar AS. "Kelompok barang ini memiliki peranan 12,59 persen dari total impor non migas di Jatim," ujar Teguh.

Jika dilihat dari peranan impor, Cina tercatat sebagai negara asal barang utama pada November 2017. Peranannya sebesar 27,68 persen. Amerika berada di urutan kedua dengan kontribusi sebesar 7,44 persen, dan Australia dengan kontribusi sebesar 5,30 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement