Ahad 17 Dec 2017 13:18 WIB

Gadis-Gadis Milenial Ini Ajak Boikot Produk Israel dan AS

Rep: Ali Mansur/ Red: Elba Damhuri
Suasana Monumen Nasional dan lautan manusia pada aksi Bela Palestina, Ahad (17/12)
Foto: Prayogi/Republika
Suasana Monumen Nasional dan lautan manusia pada aksi Bela Palestina, Ahad (17/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain teriakan takbir dan bebaskan Palestina, juga terdengar ajakan boikot produk Israel dan Amerika dari para peserta Aksi Bela Palestina di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Ahad (17/12). Para peserta aksi ini menilai, menggunakan produk mereka sama saja dengan mendukung penjajahan terhadap bangsa Palestina.

Mengapa Amerika? Karena baru saja Presiden Amerika, Donald Trump mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel. Ajakan boikot ini pun diamini oleh para gadis generasi milenial yang ikut aksi 1712 ini.

Tidak tanggung-tanggung, mereka siap untuk tidak membeli dan menggunakan produk-produk asal Israel dan juga Amerika. "Kami sangat setuju jika ada ajakan boikot produk Israel dan juga Palestina," tegas Sonia, salah satu peserta Aksi Bela Palestina asal Jakarta Pusat, Ahad (17/12).

Sonia yang datang sejak pukul 06.00 WIB bersama ketiga temannya itu mengaku tidak ada desakan atau ajakan untuk mengikuti Aksi Bela Palestina tersebut. Namun kehadirannya murni sebagai bentuk simpatik mereka terhadap permasalahan Palestina yang tak kunjung selesai.

Teman-teman Sonia juga setuju dengan ajakan boikot produk ini. Bagi mereka, kemerdekaan Palestina menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

"Kami berharap dengan aksi ini dunia melihat dan mendengarkan aksi ini. Derita Palestina ada derita kami juga. Kami berharap Palestina segera bebas dari penjajahan Israel terkutuk," timpalnya.

Farah Agustina (18 tahun), peserta aksi asal Bekasi, menegaskan boikot penting dilakukan agar dunia mendengar aksi di Indonesia. Bagi Farah, aksi demo membela Palestina itu penting, dan aksi nyata dalam bentuk boikot juga penting.

Aksi ekonomi ini, kata dia, akan memberikan dampak besar bagi ekonomi Amerika dan Israel. Apalagi, sepengetahuan Farah, di Indonesia banyak perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Israel dan secara terang-terangan membantu penjajahan Israel di Palestina.

"Saya setuju dengan aksi nyata boikot ini," kata wanita yang bekerja sebagai desainer grafis ini saat mengikuti aksi 1712.

Sebelumnya, Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) Zulkifli yang turut hadir menegaskan Presiden Amerika mengkhianati konstitusinya sendiri bahwa kemerdekaan adalah Hak Asasi Manusia. Justru Trump mengesahkan penjajahan adalah bentuk pengkhianatan.

Zulkifli juga menyatakan solidaritas kemanusiaan terhadap Palestina melintasi batas batas perbedaan suku, agama dan latar belakang lainnya.

"Apapun latar belakang suku maupun agamanya, membela Palestina adalah membela kemanusiaan. Indonesia berdiri bersama Palestina," tegas Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement