REPUBLIKA.CO.ID,Pada tahun 2009, Ibrahim Abu Thurayya yang berusia 21 tahun, bersama dengan beberapa anak muda lainnya, menjadi target serangan pesawat tempur canggih F16 Israel. Akibat serangan itu dia kehilangan kedua kakinya.
Delapan tahun berselang, pada tanggal 15 Desember 2017, Ibrahim dibunuh oleh seorang penembak jitu Israel di perbatasan timur Gaza. Dia yang saat itu membawa sebuah bendera Palestina dalam sebuah deonstrasi damai menentang pengakuan presiden Amerika terhadap Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Ibrahim pun tak berjalan kaki. Dia menaiki kursi roda setelah kedua kakinya diamputasi akibat serangan pesawat tempur Israel dulu itu.
Ketika Ibrahim terbunuh sontak berbagai media massa mengulasnya. Dan bagi kalangan Palestina wafatnya Ibrahim mengundang kesedihan yang mendalam. Dia menyebut Ibrahim sebagai martis atau pahlawan yang syahid ketika melakukan aksinya.
Untuk menghormati itu, kini pun beredar lagu yang diperuntukkan untuk menghormati kepahlawanannya.
Warga Palestina protes atas perlakuan kepada lelaki muda yang tanpa kaki ini. Mereka menyindir bahwa ‘kejahatan Ibrahim’ adalah hanya satu saja karena dia adalah seorang Palestina yang pada awal abad ke-21 ini tinggal di daerah terpadat di bumi, Gaza. Dan kesalahan Ibrahim juga cuma satua: Dia tidak dilahirkan oleh seorang ibu Yahudi!
"Yerusalem adalah milik kita,” begitu salah satu kalimat terakhir yang diucapkan Ibrahim.
Ironisnya, selama hidupnya karena terkurung tembok Ibrahim ternyata belum pernah ke Yerusalem. Dia selama hidupnya layaknya burung yang tanpa sarang dan setelah meniggal dia terbang menjauh semakin menjauh dari kota yang diimpikan bisa dilihatnya.
Menghormati kematiannya, puluhan ribu pria Palestina mensalatkan jenazajhnya dan menghadiri pemakamannya. Selama pemakaman itu para pelayat terus menyanyikan dengan menuebut namanya: ”Ibrahim, Martir Yerusalem!"
Terjemahan lirik lagu untuk Ibramin tersebut adalah seperti ini:
Kami memiliki seorang martir,
Darahnya mengalir di pembuluh darahku,
Apakah dari Khuzaa atau Shejaeyya,
Lagu-lagunya dinyanyikan oleh saya,
Syudaku adalah Habibi,
Shahidi, Habibi.