Kamis 21 Dec 2017 13:29 WIB

Zikir Nasional Republika Jadi Identitas Umat Islam

Rep: mg02/ Red: Agus Yulianto
Syafii Antonio
Foto: .
Syafii Antonio

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Dr Syafii Antonio menilai, Zikir Nasional Republika di akhir tahun, akan menjadi identitas dan kesadaran spiritual. Dengan zikir, diharapkan bisa mendekatkan diri kepada Allah dalam menjalani hari-hari selama setahun.

Menurut Syafii, setiap bangsa, setiap budaya punya identitas. Seperti Majusi punya indetitasnya api. Kristiani punya identitas lonceng. Zionis punya identitas terompet. “Nah bagaimana kita menghindari dari lonceng, dari api, dan dari terompet ini? Yang paling bagus ya berzikir,” ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (20/12).

Kalau ingin melihat umat Islam, maka lihatlah bagaimana mereka merayakan harinya, bagaimana merayakan minggunya, dan bagaimana mereka merayakan tahunnya. Zikir adalah ciri khas yang membedakan antara umat Islam dengan umat yang lainnya. “Inilah identitas kita umat Islam,” kata pimpinan Tazkia Group itu.

Dia mengingatkan, untuk tidak melihat acara zikir nasional ini sebagai sesuatu yang bidah (amalan baru dalam agama). Tetapi harus dilihat sebagai sebuah kesadaran spiritual. Di akhir zaman ini, umat Islam di kelilingi budaya hedonis dan kapitalis, seperti budaya valentine dan natal.

Kedua budaya ini bisa menjauhkan umat Islam dari Allah SWT. “Gelora zikir nasional ini juga perlu dimaknai sebagai sarana membangun kesadaran spiritual dan identitas umat,” katanya.

Bahkan, dia meyakini, Zikir Nasional Republika yang rencananya akan digelar pada malam pergantian tahun baru 2018 bisa mengurangi budaya hedonis, bisa mengurangi tindakan kriminal.

Sebab, dalam Zikir Nasional Republika itu nantinya umat Islam tidak akan terjatuh pada tindakan hura-hura. Tindakan hura-hura itu justru bisa merugikan dirinya sendiri atau bahkan orang lain.

“Nanti kan umat Islam akan berkumpul dalam sebuah majelis kemudian meninggikan kalimat-kalimat Allah. Ini saya kira bisa mengurangi tindakan kriminal,” ujarnya.

Syafii menjelaskan, zikir terbagi ke dalam beberapa bagian. Pertama zikir lisan, yaitu dengan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah yang bisa mendekatkan diri kepada Allah. Kedua zikir fikri, yang mana merasa takjub saat melihat kebesaran dan keagungan Allah SWT. "Ketiga, zikir qolbi, di mana kita merasa kecil di hadapan Allah dan merasa tidak ada apa-apanya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement