REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki menjawab ancaman dari Presiden Amerika Donald Trump kepada negara yang mendukung resolusi PBB. Resolusi ini akan menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Atas ancaman Trump yang akan menahan dana bantuan kepada negara yang menolak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Menlu Turki Mevlut Cavusoglu menilai Amerika sedang melakukan usaha intimidasi.
"Apa yang akan kalian kemudian lakukan? Apakah kalian akan merebut negara mereka (yang mendukung resolusi PBB) atau menghukum mereka?" kata Cavusoglu seperti dilansir Al Jazeera, Kamis (21/12).
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menahan miliaran dolar bantuan AS untuk negara-negara yang mendukung resolusi PBB. Komentar Trump disampaikan setelah Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, menulis surat bernada ancaman kepada sekitar 180 dari 193 negara anggota PBB. Ia memperingatkan, AS akan mencatat nama negara-negara yang mendukung resolusi dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB, pada Kamis (21/12).
Dalam rapat kabinet pada Rabu (29/12), Trump memperkuat ancaman Haley. "Biarkan mereka memilih untuk melawan kami. Kami akan menghemat banyak. Kami tidak peduli. Ini tidak akan seperti dulu, saat mereka bisa melawan kami, tapi kemudian kami masih membayar mereka ratusan juta dolar. Kami tidak akan dimanfaatkan lagi," ujar Trump.