Jumat 22 Dec 2017 05:47 WIB

Erdogan Minta Trump Tarik Pengakuan Soal Yerusalem

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: PA-EFE/KAYHAN OZER
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut gembira keputusan Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menolak diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Amerika Serikat (AS). Ia menilai, keputusan Majelis Umum PBB menjadi penanda untuk Presiden AS Donald Trump menarik kembali keputusannya terkait Yerusalem.

"Kami berharap pemerintahan Trump untuk membatalkannya (pengakuan Yerusalam sebagai ibu kota Israel) tanpa penundaan lebih lanjut, yang ilegalitasnya telah ditetapkan dengan jelas oleh Majelis Umum PBB," ujar Erdogan melalui akun Twitter pribadinya, Kamis (21/12).

Erdogan pun mengucapkan terima kasih kepada negara-negara yang telah memilih untuk meloloskan resolusi terkiat Yerusalem di Majelis Umum PBB. "Atas nama saya dan rakyat Turki, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Palestina dan Al-Quds Al-Sharif," kata Erdogan.

Majelis Umum PBB, pada Kamis (21/12), telah menyetujui resolusi yang dengan tegas meminta Amerika Serikat (AS) menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Resolusi ini disepakati 128 negara dan ditolak sembilan negara lainnya. Sedangkan 35 negara memilih abstain.

Salah satu kalimat dalam resolusi tersebut berbunyi, "Setiap keputusan dan tindakan yang dimaksudkan untuk mengubah karakter, status, atau komposisi demografis Kota Suci Yerusalem, tidak memiliki efek hukum, tidak berlaku, dan harus dibatalkan sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan (PBB) yang relevan."

Pada awal Desember lalu, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hal ini memicu gelombang protes serta kecaman dari berbagai negara, terutama negara-negara Arab dan Muslim. Pengakuan Trump tersebut dinilai telah menabrak dan melanggar berbagai kesepakatan serta resolusi internasional terkait Yerusalem.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement