REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof. Dr Farid Wajdi Ibrahim, MA dan pimpinan Dayah (Pesantren) Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb Kabupaten Bireuen, Tgk H Muhammad Yusuf A. Wahab menandatangani naskah perjanjian kerja sama di Banda Aceh, Rabu (20/12).
Kerja sama itu meliputi peningkatan kemampuan pendidikan dan pengajaran, pengembangan bisnis dan kegiatan lainnya yang akan disepakati kemudian.
Untuk tahap awal, kerja sama kemitraan diwujudkan dengan produksi air kemasan yang akan diproduksi oleh Dayah Babussalam sebagai produsen air kemasan Yadara untuk digunakan di lingkungan UIN. Sementara untuk tahap selanjutnya dalam waktu dekat air kemasan akan dibuat atas nama UIN dan diproduksi oleh Dayah Babussalam.
Penanda tanganan naskah kerja sama yang berlangsung di aula Biro Rektor UIN Ar-Raniry ini dihadiri oleh kepala biro UIN, Dekan dan Wakil Dekan, serta Direktur Pascasarjana UIN, Prof Dr Syahrizal Abbas, MA dan Wakil Rektor III, Prof Dr Syamsul Rijal.
Rektor UIN Ar-Raniry Prof Farid Wajdi Ibrahim mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memberdayakan produk-produk lokal sehingga memberdayakan usaha masyarakat Aceh. Dalam pertemuan ini, juga disuguhkan air kemasan Yadara yang diproduksi oleh Dayah Babussalam Al-Azizyah.
“Sekarang kantin-kantin di UIN saya larang jual produk-produk Yahudi sebagai wujud komitmen saya. Saya punya pengalaman ketika datang ke Dayah Al-Aziziyah Samalanga, di sana saya disuguhkan air kemasan produk Samalanga. Bagi saya itu merupakan kemajuan besar dan di mana dayah telah melakukan langkah besar, “ ujar Prof Farid dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (22/12).
Sementara itu, Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang dikenal sebagai seorang ulama dan pengusaha mengatakan, arahan Rektor UIN sangat sesuai dengan harapan dan cita-cita pihaknya selama ini. Artinya, kata ulama yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb ini, kedua belah pihak sepakat ada masalah di tengah umat Islam dalam mendakwahkan Islam.
“Hari ini kita kalah strategi dalam menghadapi strategi non-Muslim. Dan dengan ini kita berharap bisa menyelesaikan masalah ini ke depan. Kita akan kerjakan apa yang bisa kita kerjakan, dan tidak menunggu harus bisa mengerjakan semuanya, “ ujar Tu Sop.
Tu Sop juga menjelaskan, dalam bidang pemasaran dan lain-lain banyak sekali masalah. Baik masalah sumber daya manusia produsen, tenaga pemasaran dan lain-lain. Tapi hambatan-hambatan itu, kata Tu Sop akan bisa diatasi kalau semua pihak saling bekerja sama dalam membangun arus yang kuat.
“Realitas hari ini, arus yang dibangun orang luar jauh lebih kuat dari arus kita. Makanan dan minuman kita digempur dan dikalahkan oleh makanan dari luar. Mereka yang menggempur ini bekerja keras, konsisten dan sistematis. Maka di tengah-tengah fenomena ini kita duduk bersama menyusun konsep dan berharap mudah-mudah istiqamah pada waktu mendatang,” harap Tu Sop.