REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut pandangan Mahmud al-Mishri melalui bukunya Ensiklopedia Akhlak Muhammad, seorang pembohong akan menyifati sesuatu yang nyata dengan sesuatu yang abstrak dan menyifati yang abstrak dengan yang nyata. Selain itu, mereka menyifati kebenaran dengan kebatilan demikian pula sebaliknya.
Rasulullah melalui hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim mengatakan, kebohongan akan menggiring pelakunya pada kejahatan dan kejahatan akan menjerumuskan ke dalam neraka. Dalam soal kebohongan ini, setiap orang bisa melakukan kebohongan.
Al-Mishri memaparkan, anggota tubuh yang pertama kali akan dijangkiti kebohongan adalah lisan. Selanjutnya kebohongan akan merusak seluruh anggota tubuh lainnya dan merusak seluruh amal perbuatan. Sebagaimana kebohongan itu merusak lisan dan semua perkataan.
Pada akhirnya, jelas dia, kebohongan akan menyatu dan merata ke seluruh perkataan dan perbuatan. Penyakit kronis itu bakal membawa seseorang pada kehancuran, terutama jika Allah tidak memperbaikinya dengan obat jujur yang dapat mencabut kebohongan dari akarnya.
Dalam kaitan ini, kejujuran merupakan dasar setiap amalan hati, sedangkan lawannya, antara lain, riya, ujub, sombong, arogan, patah semangat, suka mencela, dan sebagainya bersumber dari kebohongan. Allah SWT akan menghalangi para pembohong dari kepentingan dan keinginannya sebagai hukuman bagi mereka atas kebohongan yang diperbuat.