REPUBLIKA.CO.ID, DURHAM -- Seorang pria Palestina yang kuliah di Durham University menceritakan kisah sedihnya di malam Natal. Ia dipukuli sekelompok orang karena ia seorang Muslim.
Seperti dilansir Daily Mail, Kamis (28/12), Ihsan Abualrob mengatakan ia mengira hidupnya akan berakhir malam itu. Serangan terjadi sekitar pukul 21.00 di dekat Happy Wanderer, Framwellgate Moor, Durham.
"Saya kehilangan kesadaran saat itu, saya tidak berdaya dan mengira akan mati. Mengerikan sekali," katanya. Selain merasakan sakit, ia juga merasakan penghinaan dan direndahkan.
Abualrob berasal dari Palestina. Kini ia tinggal di Inggris dan menjadi mahasiswa master di bidang politik dan hubungan internasional. Ia adalah penerima beasiswa Pemerintah Inggris.
Saat datang ke Durham, ia berharap bisa mengubah hidupnya. Ia ingin hidup dalam kedamaian, bukan hidup yang penuh dengan ketakutan. Tahun ini merupakan pengalaman pertamanya di Inggris dan ia ingin diterima.
"Ini Natal pertama saya di luar Palestina dan apakah ini perlakuan saat Natal? mereka melakukan ini karena saya Muslim," kata dia. Natal seharusnya jadi malam yang penuh cinta dan harapan, tambah Abualrob, bukan kekerasan.
Kasus pemukulan ini telah ditangani oleh kepolisian. Dua pelaku yang berusia 49 dan 23 tahun telah ditangkap. Insiden berawal ketika Abualrob dan temannya masuk ke pub untuk merayakan liburan Natal.
Saat itu, ia dan temannya tidak minum dan hanya berbincang-bincang. Tiba-tiba datang pria Inggris dan bertanya dari mana mereka berasal. "Teman saya berkata dari Mesir dan saya dari Palestina, mereka kemudian berkata 'Mesir, Palestina? apa kalian pelaku bom bunuh diri?," kata Abualrob.
Karena merasa dilecehkan, mereka pun pulang dan pria-pria Inggris itu membuntuti. "Saya bilang Selamat Natal dan nikmati liburanmu, kemudian mereka mulai memukuli kami," kata dia.
Kepolisian setempat mengatakan dua pelaku sudah ditahan dengan tuduhan serangan karena ras dan agama. Setelah kejadian, Abualrob dilarikan ke rumah sakit Universitas North Durham dan kini telah berangsur pulih. "Saya sakit hati, tapi lega. Saya harap mereka merayakan Natal dengan bahagia tapi malah menyerang kami," katanya.