REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemanfaatan dana penghimpunan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di tingkat pusat mencapai rasio 80 persen, dengan dana zakat yang terkumpul pada 2017 mencapai enam triliun rupiah. Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Baznas, Arifin Purwakananta.
Arifin mengatakan, pemanfaatan yang mencapai rasio 80 persen, merupakan pemanfaatan yang dinilai sangat efektif. "Rasio distribution to collection yang mencapai 80 persen itu, kalau dalam penilaian Baznas sangat efektif. Berarti dana yang terhimpun dapat disalurkan kepada masyarakat dengan jumlah yang tepat," kata Arifin ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (29/12).
Arifin mengatakan, rasio tersebut lebih besar dibandingkan tingkat nasional yang diperoleh dari Baznas Provinsi, Baznas Kabupaten atau Kota dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Di mana, ditingkat nasional hanya mencapai angka 69 persen.
Dari penghimpunan dana tersebut, kata Arifin, Baznas menyalurkannya dalam berbagai bentuk inovasi, di antaranya dalam bentuk bantuan ekonomi, kesehatan, pendidikan dan bantuan kemanusiaan. "Kemudian Baznas membuat kebijakan bahwa presentase dari bantuan dana itu 40 persen untuk bantuan ekonomi, 20 persen untuk kesehatan, 20 persen untuk pendidikan, kemudian sepuluh persen untuk kemanusiaan," kata Arifin.
Dalam bentuk program bantuan ekonomi, Baznas kata Arifin, mengembangkan Z-Mart dengan tujuan membantu Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk dapat membuka toko miliknya sendiri. "Hal ini terus kami kembangkan di Jabodetabek, di Lampung, di Sumut dan akan kami buka diberbagai tempat diberbagai wilayah di Indonesia," tambahnya.
Selain itu, Baznas juga memberikan bantuan modal bagi UKM yang baru merintis usahanya, untuk menambah kecukupan modal dari UKM tersebut. Bentuk penyaluran dana zakat lainnya, yaitu dengan membuat usaha balai ternak secara berkelompok, di mana usaha balai ternak tersebut nantinya akan dipantau dan didampingi oleh Baznas.
"Kemudian ada usaha pertanian, kami membantu modal pertanian, menyediakan lahan dan menyediakan pupuk kepada petani untuk usaha pertanian dalam berbagai bentuk," tambahnya.
Penyaluran dalam bidang kesehatan, Baznas membuka Rumah Sehat Baznas di berbagai daerah di Indonesia. Saat ini sudah ada enam Rumah Sehat Baznas, diantaranya Jakarta, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Yogyakarta, Riau, dan Sidoarjo. Masing-masing rumah sehat itu memiliki program luar gedung, sehingga Baznas membawa dokter dan perawat untuk mengunjungi daerah-daerah yang tidak terjangkau.
Sedangkan untuk pendidikan, terdapar dua program besar yang dilakukan oleh Baznas, seperti memberikan bantuan beasiswa bagi mahasiswa, yang dinamakan beasiswa Cendekia. "Kami (Baznas juga) membangun sekolah bebas biaya bagi dhuafa, yatim dan sebagainya di Bogor. Kami juga membiayai banyak sekolah dan pesantren yang sifatnya pembinaan terhadap sekolah, pelatihan guru dan peralatan sekolah," katanya.
Dalam bidang sosial, Basnas kata Arifin membentuk program Basnaz Tanggap Bencana dan Layanan Aktif Baznas. Di mana, program Baznas Tanggap Bencana dibentuk untuk melatih masyarakat agar tanggap terhadap bencana, guna memperkecil resiko yang ditimbulkan akibat bencana. Baznas Tanggap Bencana sendiri, tersebar di 12 di tingkat provinsi dan sekitar 12 di tingkat Kabupaten, serta satu Baznas Tanggap Bancana di tingkat pusat.
"Sedangkan, untuk program Layanan Aktif Baznas, layanan ini adalah tim yang ada di pusat, yang merespons kebutuhan-kebutuhan darurat Mustahik (penerima zakat)," katanya.