REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) kembali menanggapi polemik transfer pemain timnas Indonesia ke Selangor FA. Sekertaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha Destria menegaskan, tak pernah ada larangan dari federasi nasional bagi Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armayin meniti karier profesionalnya di Liga Malaysia.
Ratu mengatakan, PSSI hanya menebalkan konsistensi klub dan juga Federasi Sepak Bola di Malaysia (FAM) untuk membolehkan dua pemain tersebut mengikuti program pelatihan timnas Garuda. Ia mengatakan, PSSI punya kepentingan mempertahankan argumentasi demi prestasi skuat negara dalam Asian Games 2018.
Menurut Ratu, konsistensi yang ditagih PSSI wajar. Sebab federasi nasional juga berhak meminta pulang para pemain nasional yang merumput karier di liga manapun. “Ini yang kita sampaikan berkali-kali. Kami (PSSI) bukan melarang,” ujar dia saat dijumpai di markas PSSI di Jakarta, pada Selasa (2/1).
Sampai hari ini, belum ada ujung terang terkait nasib Evan Dimnas dan Ilham Udin. Pada akhir 2017, dua mantan pemain Bhayangkara FC tersebut sudah mengikat kontrak dengan Selangor FA. Bahkan dua pemain tersebut seharusnya sudah mengikuti latihan perdana pada 22 Desember lalu di liga negeri jiran.
Akan tetapi, pemain tersebut saat ini masih tertahan di Indonesia karena PSSI tak mengizinkan keduanya memperkuat Selangor FA tanpa jaminan bisa pulang membela timnas Garuda. Dua pemain tersebut memang menjadi penggawa utama skuat asuhan Luis Milla Aspas. Evan Dimas dan Ilham Udin pun masuk dalam proyeksi skuat Indonesia menuju Asian Games.
Pemain timnas Indonesia Ilham Udin Armayn (kanan) mencoba melewati adangan pesepak bola Kyrgyzstan Saliev Askarbek (kiri) pada Aceh World Solidarity 2017 di Banda Aceh, Aceh, 12 Juni 2017.
(ANTARA/Irwansyah Putra)
PSSI dan kepelatihan timnas, Ratu menerangkan, punya sejumlah program dan pelatihan padat menuju Asian Games. Risiko paling terang, jika Evan Dimas dan Ilham Udin merumput di Malaysia maka keduanya tak bisa mengikuti program dan latihan timnas yang sudah disusun PSSI lantaran tak diizinkan Selangor pulang.
Indonesia pernah punya pengalaman itu saat menjelang Piala AFF 2016. Ketika itu, gelandang andalan timnas Garuda, Andik Vermansyah, yang sudah empat musim memperkuat Selangor, tak dizinkan manajemen klub pulang mengiktui latihan dan tanding timnas.
“Kami ingin dapat jaminan. Saat mereka mereka kita (timnas) butuhkan, mereka bisa ikut latihan dan program timnas, ujar Ratu. Kata dia, PSSI tak ingin tanpa jaminan tersebut menjadi salah satu faktor kegagalan PSSI memenuhi target Asian Games. Kami (PSSI) punya kebutuhan dan tuntutan yang sangat besar dari masyarakat,” kata dia.
Sebab itu, Ratu mengatakan, perlu bagi PSSI meminta jaminan kepada klub dan juga federasi di Malaysia terkait persoalan ini. Sejauh ini, Ratu mengatakan, komunikasi antara PSSI dan FAM berjalan baik.
Tapi, dia mengakui, belum ada kesimpulan yang bisa dipublikasikan. “Kalau komunikasi itu sebagai federasi hubungan kami (PSSI dan FAM) sangat baik. Tapi untuk negosiasinya seperti apa kita lihat nanti,” ujar dia.
Kekhawatiran PSSI tentang Evan Dimas dan Ilham Udin yang tak diizinkan Selangor pulang pun wajar. PSSI tak punya proteksi dari regulasi dunia sekalipun yang melindungi kepenetingannya untuk meminta para penggawa nasional pulang membela skuat negara.
Regulasi FIFA memang menjamin akan menghukum klub-klub di liga manapun jika tak memberikan izin para pemainnya pulang membela timnas. Akan tetapi regulasi tersebut, hanya berlaku bagi agenda timnas yang masuk dalam kalender FIFA. Sementara Asian Games, seperti halnya Olimpiade yang gelaran sepak bolanya tak masuk dalam kalender FIFA.