REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Serangan yang diduga dilancarkan oleh jet Rusia menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai puluhan lagi pada Kamis (4/1), kata para warga dan pemantau perang. Serangan terjadi dengan bom yang dijatuhkan dan menghantam dua bangunan hunian di daerah kantong pemberontak, yang terkepung, di sebelah timur ibu kota Suriah.
Sedikitnya empat bom meratakan bangunan di kota Misraba, melukai lebih dari 40 orang, kata para saksi, setidaknya 10 orang tewas dalam serangan udara di kota yang letaknya berdekatan dengan kubu pemberontak terakhir di dekat ibu kota itu. Kelompok Pemantau Hak Asasi untuk Suriah, sebuah organisasi pengawas perang yang bermarkas di Inggris, mengatakan 11 wanita dan seorang anak termasuk di antara korban tewas dalam serangan di Misraba.
Rekaman video yang diunduh oleh para pegiat dari media sosial menunjukkan adegan gambar ketika pekerja penyelamat mengangkat tubuh wanita dan anak-anak dari reruntuhan. Namun, rekaman tersebut tidak dapat dipastikan kebenarannya secara mandiri.
Didukung oleh serangan Rusia, pasukan pemerintah telah meningkatkan operasi militer terhadap Ghouta Timur dalam beberapa bulan belakangan, mereka berusaha memperketat pengepungan yang menurut penduduk dan pekerja bantuan, sebagai suatu upaya memanfaatkan keadaan kelaparan dengan sengaja sebagai senjata perang. Namun pemerintah menyangkal tuduhan tersebut.
Serangan jet tempur telah menggempur Harasta, wilayah yang dikuasai pemberontak ketika para pemberontak pada pekan ini menyerbu markas utama di jantung daerah kantong yang para penduduknya mengatakan tentara telah menggempur daerah pemukiman. Rusia menolak tuduhan oposisi dan kelompok hak asasi manusia yang menyatakan serangan jet tempurnya bertanggung jawab atas kematian ribuan warga sipil sejak campur tangannya dua tahun lalu, yang berbalik mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sejumlah rumah sakit dan pusat pertahanan sipil telah terhantam bom dalam apa yang dikatakan oposisi sebagai sebuah tindakan untuk melumpuhkan kehidupan di daerah yang dikuasai pemberontak. Namun, Moskow mengatakan hanya melakukan serangan dengan menyasar kelompok pemberontak garis keras.