REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyambut baik keinginan Arab Saudi yang hendak mengembangkan Islam wasathy, yaitu manhaj Islam moderat sebagaimana dianut mayoritas umat Islam Indonesia.
Keinginan ini perlu disambut oleh Pemerintah Indonesia dengan mengintensifkan dialog dan kerja sama dengan Kerajaan Arab Saudi dalam rangka mengakselerasi penyelesaian damai atas sejumlah konflik di Timur Tengah.
Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj menilai keterbelahan sikap negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dalam merespons manuver AS terkait dengan penetapan Yerussalem sebagai ibu kota Israel menandakan lemahnya solidaritas akibat kurangnya dialog dan kerja sama.
"Kami mengimbau negara-negara yang tergabung dalam OKI lebih intensif menjalin dialog dan kerja sama agar solid dalam merespons isu-isu kemanusiaan yang membutuhkan kebulatan sikap dan solidaritas," ujarnya kepada Republika.co,id, Jakarta, Jumat (5/1).
Ia menekankan, tragedi Rohingya mengingatkan perlunya penguatan nation-state berbasis kewargaan (civic nationalism), bukan sentimen etnis yang membuat suku mayoritas merasa berhak mendominasi atau bahkan menyingkirkan etnis minoritas.
"Kenyataan bahwa semua nation-state di dunia terdiri dari banyak suku bangsa, termasuk Indonesia, mengajarkan perlunya penguatan prinsip persamaan, kesetaraan, dan keadilan bagai semua warga negara tanpa diskriminasi SARA," ucapnya.
Menurutnya, prinsip tersebut ada di dalam Pancasila, tetapi mulai diabaikan bahkan diingkari oleh kelompok yang dengan enteng men-thagut-kan Pancasila. Negara modern seperti Spanyol masih didera isu etnonasionalisme Katalunya, tetapi Indonesia telah berhasil melewati masa-masa genting itu di awal-awal reformasi.
"Ini tidak lepas dari peran Pancasila sebagai kalimatun sawa yang menjembatani berbagai agama, suku, golongan, dan kepercayaan. Kejadian-kejadian di dunia menjadi cermin agar bangsa Indonesia bersyukur mempunyai Pancasila yang harus terus dijaga, dilestarikan, dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ungkapnya.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement