REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Sedikitnya 11 orang tewas dalam sebuah ledakan bom bunuh diri yang menargetkan pasukan keamanan di ibu kota Afghanistan, Kabul.
Seperti dilansir Aljazirah, Jumat (5/1), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Masyarakat Afghanistan, Waheed Majrooh mengatakan setidaknya ada 25 lainnya terluka dalam serangan pada Kamis di daerah Banaee di Distrik PD9 Kabul.
Wakil Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Denmark, mengatakan petugas polisi dan warga sipil termasuk di antara korban. Saat ini, ambulans sedang mengevakuasi korban luka ke rumah sakit dari daerah yang dekat dengan kedutaan besar AS dan misi luar negeri lainnya.
Ledakan terjadi saat polisi sedang melakukan operasi pencarian yang dicurigai menjual alkohol secara ilegal. Media lokal mengatakan 15 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka dalam pengeboman tersebut.
Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani menyebut peristiwa ini sebagai serangan teroris yang tidak manusiawi.
Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Dalam pernyataannya ISIS mengatakan, seorang pengebom bunuh diri yang mengenakan rompi peledak menargetkan petugas polisi dan agen intelijen. Serangan ini membunuh atau melukai sekitar 80 orang.
Serangan tersebut merupakan yang terbaru dalam gelombang kekerasan yang menewaskan ratusan warga sipil di Afghanistan pada 2017.
Baik ISIS maupun Taliban telah melakukan serangan di Afghanistan. Pengeboman pada Kamis terjadi beberapa hari setelah seorang penyerang bunuh diri membunuh setidaknya 41 orang dan melukai lebih dari 80 lainnya di sebuah pusat kebudayaan Syiah di Kabul.
Serangan ini juga diklaim oleh ISIS. Serangan lainnya terjadi saat sholat pemakaman di kota Jalalabad yang menewaskan 15 orang.