REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Lebak Eri Rahmat mengatakan potensi Aparatur Sipil Negara (ASN) cukup besar dalam pengumpulan Zakat, Infaq dan Sodakoh (ZIS) di daerah ini.
"Kami sangat terbantu adanya penghimpunan dana ZIS dari pegawai ASN Muslim di lingkungan Sekertariat Pemerintah Kabupaten Lebak," katanya di Lebak, Jumat (5/1).
Selama ini, penerimaan ZIS di Kabupaten Lebak masih diandalkan dari ASN karena menyumbangkan cukup besar. Penerimaan ZIS tahun 2017 terealisasi Rp 3,4 miliar dan tidak tercapai target Rp 5 miliar. Namun, sebagian besar penghimpunan dana ZIS itu dari pegawai ASN.
Untuk mencapai target Rp 5 miliar, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) setempat. Selain itu juga BUMN, Polisi, TNI juga pekerja profesi, seperti pengacara, wartawan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Kerja sama ini, kata dia, diharapkan penghimpunan dana ZIS tercapai target Rp 5 miliar. Saat ini, dana ZIS sangat dibutuhkan masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan umat Muslim. Penyaluran dana ZIS itu untuk disalurkan kepada delapan golongan yang berhak menerima zakat. Kedelapan golongan itu antara lain fakir, miskin, amil, muallaf, riqob, ghorim, sabilillah dan ibnu sabil.
Selain itu juga penyaluran ZIS itu di antaranya untuk perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), pemberian bahan pokok dan bea siswa kepada anak yatim piatu maupun siswa yang tidak mampu. Pembangunan sarana ibadah dan pendidikan, seperti masjid, mushala, majelis taklim, madrasah serta pondok pesantren.
Begitu itu juga penyaluran penguatan modal bagi pelaku usaha ekonomi produktif dan lainnya. "Sebelumnya target Baznas selalu tercapai setelah adanya kerja sama dengan pengusaha," katanya menjelaskan.
Sementara itu, Ridho (45) seorang pedagang keliling warga Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya lega setelah menerima dana bergulir dari Baznas tahap kedua sebesar Rp 1 juta. Penguatan modal ini tentu cukup membantu bagi pedagang kecil sepertinya untuk mengembangkan usaha juga mencegah rentenir.
"Kami bersyukur dengan pinjaman modal bergulir tanpa bunga juga tidak menggunakan agunan kini usaha kami maju dan bisa menyekolahkan dua anak di bangku SMP dan SMA," kata pedagang makanan itu.