Selasa 09 Jan 2018 18:26 WIB

Sarat Reuni di Grup A Piala Presiden

Rep: Febrian Fachri/ Red: Israr Itah
Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman.
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Organizing Commitee Piala Presiden 2018 sudah membagi klub peserta Piala Presiden. Dari lima grup, Grup A berisikan tim-tim besar, yakni Sriwijaya FC, PSM Makassar, Persib Bandung dan PSMS Medan. Keempat tim ini akan saling berhadapan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api mulai pertengahan pekan depan.

Grup A layak dilabeli sebagai grup yang sarat dengan nuansa reuni. Laga pembuka Piala Presiden yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo ini adalah antara tuan rumah Persib Bandung melawan Laskar Wong Kito pada Selasa (16/1).

Dua tim ini bertemu di partai puncak Piala Presiden 2015 atau Piala Presiden edisi pertama. Ketika itu Maung Bandung merengkuh gelar juara setelah mengalahkan Sriwijaya 2-0 di Gelora Bung Karno.

Selain duel Persib vs Sriwijaya, duel bernuansa reuni lainnya adalah ketika Persib Bandung melawan PSMS Medan pada Ahad (21/1). Ayam Kinantan sejak pertengahan musim lalu dilatih oleh Djadjang Nurdjaman. Pelatih yang dulu mengantarkan Persib menjuarai Liga Super Indonesia 2014 dan Piala Presiden 2015.

Djadjang lima tahun melatih Persib sejak 2012 sampai 2017. Djadjang adalah sosok yang bersumbangsih besar melepas dahaga Persib untuk menjuarai Liga Indonesia setelah 19 tahun.

Pangeran Biru dan Djadjang berpisah pada pertengahan Juli 2017 setelah serangkaian hasil minor. Tak lama setelah angkat kaki dari Persib, Djadjang menerima pinangan PSMS Medan. Eks gelandang Persib itu membantu PSMS promosi ke Liga 1. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement