Rabu 10 Jan 2018 20:56 WIB

Kakak Kandung TGB Daftar Pilgub NTB

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: EH Ismail
Bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTB yang diusung Demokrat dan PKS, Zulkieflimansyah dan Siti Rohmi Djalilah menyapa ribuan pendukungnya usai proses verifikasi berkas pendaftaran di Kantor KPU NTB, Rabu (10/1) sore.
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Bakal calon gubernur dan wakil gubernur NTB yang diusung Demokrat dan PKS, Zulkieflimansyah dan Siti Rohmi Djalilah menyapa ribuan pendukungnya usai proses verifikasi berkas pendaftaran di Kantor KPU NTB, Rabu (10/1) sore.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Bakal pasangan calon (bapaslon) gubernur dan wakil gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Siti Rohmi Djalilah atau Zul-Rohmi resmi mendaftar di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB, Rabu (10/1) sore.

Pasangan yang diusung Demokrat dan PKS itu menjadi bapaslon terakhir yang daftar setelah pasangan Ali-Sakti (jalur perseorangan), Suhaili-Amin, dan Ahyar-Mori.

Zulkieflimansyah merupakan anggota DPR RI dari PKS, sedangkan Rohmi adalah Rektor Universitas Hamzanwadi dan juga kakak dari Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi.

Zul optimistis mampu memenangkan Pilgub NTB bersama Rohmi. Pria kelahiran Sumbawa mengaku tidak khawatir dengan banyaknya partai pengusung kandidat lain dibandingkan dia dan Rohmi yang hanya dua partai.

"Walaupun (kita) partai pengusung yang paling sedikit, tapi insya Allah pendukungnya paling banyak dan siap memenangkan Pilgub NTB 2018," ujar Zul pada konferensi pers usai verifikasi berkas pendaftaran di Kantor KPU NTB, Jalan Langko, Mataram, NTB, Rabu (10/1) sore.

Zul juga mengajak pendukungnya memaknai Pilgub NTB sebagai pesta demokrasi yang diharapkan berlangsung lancar dan aman. "Ini pesta demokrasi, bukan perang, tapi bagaimana warga NTB mengapresiasi proses demokrasi dengan sehat dan baik. Mudah-mudahan berjalan lancar dan indah pada waktunya," lanjut Zul.

Mengenai kasus mantan istrinya, Zul menanggapinya dengan tenang dan sudah melaporkan kepada Mabes Polri untuk ditindaklanjuti secara hukum.

"Kami juga mengimbau jangan proses demokrasi dicederai hal-hal yang kurang sehat. Kita tidak akan mentolerir proses demokrasi yang dicederai upaya pembunuhan karakter yang tidak bertanggungjawab," kata Zul.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement