REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabaroh An Nahdliyah (JATMAN) menggelar Muktamar ke XII. Muktamar yang digelar di Pendopo Bupati Pekalongan, Kajen ini dibuka oleh Presiden Joko Widodo.
Rais Aam Idarah Ulya JATMAN Habib Luthfy bin Ali bin Hasyim bin Yahya dalam sambutannya menegaskan, bahwa NKRI adalah harga mati. "JATMAN sepakat bahwa NKRI adalah harga mati," tegas Habib Luthfi diikuti tepuk tangan ribuan Muktamirin dan tamu undangan yang hadir. Tampak hadir juga, Ketum PBNU KH Said Aqil Siradj, Menag Lukman Hakim Saifuddin, dan sejumlah menteri kabinet kerja.
"Mempertahankan NKRI harga mati bagian dari wujud rasa syukur. Ini bagian sikap JATMAN," ucapnya lagi.
Muktamar yang akan berlangsung dari 15-18 Januari ini diselenggarakan bersamaan dengan Halaqoh II Ulama Thoriqoh Luar Negeri. Muktamar ini mengangkat tema "Dengan Thoriqoh yang berdasarkan Ahlussunah wal Jamaah untuk Meningkatkan Ubudiyah sehingga Mampu Membawa rahmatan lil alamin".
Menurut Habib Luthfy, thariqah adalah tuntunan dari semenjak Nabi yang mempunyai mata rantai antara satu thariqah dengan lainnya dalam hubungan yang sangat erat. Mata rantai antar thariqah tidak bisa dipisahkan, mesti beda nama. Misalnya, Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Syadziliyah, Idrisiyyah, dan lainnya.
"Thariqah berusaha menghilangkan sifat kelalaian dari Tuhan. Thariqah berusaha menghilangkan sifat kurang terpuji melalui zikrullah, menghias sanubari dan menumbuhkan cinta yang sejati kepada Allah, Rasul dan tanah airnya," tuturnya.
"Thariqah juga meningkatkan rasa nasionalisme sejati, serta mensyukuri pemberian Allah, seperti Tanah Air ini. Sebagai tanda terima kasih, kita akan menjaga keutuhan negara," sambungnya.
Kepada anggota JATMAN, Habib Lutfhi mengingatkan, bahwa rasa syukur itu tidak cukup dengan ucapan. Untuk itu, Habib mengajak anggotanya untuk ikut mensosialisasikan dan mengaplikasikan rasa terima kasih terhadap bangsa dan negara ini. "Sehingga, kita mampu mendorong dari kalimat syahadat , dengan budi luhur, mendukung pemerintah dalam menciptakan baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur," pesannya.
"Tugas ini berat. Jika semua saling mendukung, negeri tercinta ini secepatnya akan menjadi baldatun thayyibatun," sambungnya.
Sebelumnya, dalam pembukaan muktamar, seluruh peserta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Ya Lal Wathan, serta membacakan Pancasila.