REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Majelis Hak Asasi Manusia Eropa pada Selasa menetapkan untuk membahas resolusi yang mengutuk keputusan Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Organisasi tersebut juga menyerukan peningkatan peran Eropa dalam proses perdamaian Israel-Palestina,
Seperti dilansir The Times of Israel, Rabu (24/1), seorang pejabat Israel mengatakan resolusi tersebut akan disampaikan di Dewan Eropa pada Kamis. Resolusi diajukan oleh Palestina. Dalam draft tersebut dijelaskan, tindakan yang harus diambil oleh masyarakat internasional, termasuk Dewan Eropa, untuk menciptakan perdamaian.
Dewan itu percaya saat ini proses perdamaian tidak lagi menjadi prioritas bagi AS, Eropa dan beberapa negara Arab.
Israel dan Palestina belum duduk bersama di meja perundingan sejak perundingan yang didukung AS terhenti pada 2014. Rancangan resolusi tersebut juga mengutuk pembangunan di permukiman Israel di Tepi Barat dan di Yerusalem Timur.
Dewan Eropa berisi 47 negara Eropa, termasuk 27 negara anggota UE. Israel memiliki delegasi pengamat di dewan tersebut. "Sekali lagi ada proposal, ketika orang-orang Palestina dan orang-orang Eropa berada di posisi sepihak yang ekstrem yang tidak pernah mempromosikan perdamaian atau sesuatu yang positif, hanya kemunafikan dan ilusi," kata Duta Besar Israel untuk Dewan Eropa, Carmel Shama-Hacohen.
Pada Senin, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan Brussels siap untuk mengambil peran sentral tersebut untuk memperluas peran internasional dalam menengahi antara Israel dan Palestina.
"Kami menegaskan keyakinan kami bahwa kerangka kerja itu harus multilateral. Kami akan terus bekerja dalam kelompok Kuartet, yang mencakup Amerika Serikat, Rusia dan PBB, memperbesar ini ke beberapa negara Arab, dan mungkin juga Norwegia, "katanya kepada wartawan setelah bertemu dengan Abbas di Brussels pada Senin.
Abbas, dalam sambutannya pada Senin, meminta negara-negara Uni Eropa untuk segera mengakui Palestina, dengan alasan bahwa hal tersebut akan membantu rakyat Palestina mempertahankan harapan mereka untuk perdamaian.