REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para korban bencana gempa bumi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat membutuhkan perhatian dari pemerintah. Mereka saat ini membutuhkan pasokan makanan, pemeriksaan kesehatan hingga perbaikan rumah.
Hal ini contohnya disuarakan warga di Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan, Sukabumi. Daerah tersebut merupakan wilayah yang dilaporkan paling banyak kerusakan rumahnya akibat gempa 6,1 skala richter (SR) Lebak Banten pada Selasa (23/1). "Warga sangat membutuhkan bantuan terutama makanan atau sembako maupun pemeriksaan kesehatan," terang Kepala Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan Kabupaten Sukabumi Dedi Hermawan kepada wartawan, Rabu (24/1).
Rumah warga di Kampung Pangkalan RT 23 RW 05 Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi rusak berat akibat gempa 6,1 SR Lebak Banten Selasa (23/1).
Pasalnya lanjut dia hingga Rabu sore bantuan pasokan makanan maupun yang lainnya belum disalurkan oleh pemerintah. Padahal Dedi mengatakan, warga yang menjadi korban gempa bumi sangat membutuhkan perhatian. Hal ini kata dia disebabkan ada puluhan kepala keluarga (KK) yang mengungsi karena rumahnya rusak akibat gempa.
Dedi mengatakan, rumah warga yang mengalami kerusakan di desanya mencapai sebanyak 285 unit mulai dari skala ringan, sedang, hingga berat. Sementara jumlah warga yang mengungsi mencapai sekitar 30 KK. Ia mengatakan jumlah rumah warga yang rusak ini akan berubah karena masih dilakukan pendataan di lapangan.
Menurut Dedi, saat ini desanya baru mendapatkan tenda darurat untuk para pengungsi. Ia berharap ke depan wilayahnya bisa mendapatkan bantuan baik makanan maupun yang lainnya dari pemerintah.
Kondisi pengungsian korban terdampak gempa Lebak (ilustrasi)
Sementara itu berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, jumlah rumah yang rusak di Desa Cihamerang Kabandungan mencapai sebanyak 93 unit dengan rincian sebanyak 37 unit rusak berat dan 56 rusak ringan. Jumlah warga yang terdampak bencana di desa itu mencapai 93 KK yang terdiri atas 279 jiwa.