REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet bulu tangkis ganda campuran andalan Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, mengharapkan dukungan suporter Tanah Air. Ini demi menghapuskan mitos keangkeran Stadion Istora Senayan Jakarta pada laga final Indonesia Masters 2018.
"Pasangan Malaysia sedang bersemangat, mereka juga menampilkan permainan bagus karena sampai pada putaran semifinal," kata Liliyana selepas pertandingan semifinal menghadapi sesama pasangan Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di Jakarta, Sabtu.
Ganda Tontowi/Liliyana, pasangan juara Olimpiade Rio 2016, menang atas Jordan/Melati dengan skor 22-20, 21-17 selama 39 menit permainan. Pada laga final yang akan berlangsung pada Minggu (28/1), pasangan atlet yang akrab disapa Owi/Butet itu akan menghadapi pemenang pertandingan antara pasangan Malaysia Goh Soon Huat/Shevon Jernie Lai dengan pasangan China Zheng Siwei /Huang Yaqiong.
"Kalau pemenang adalah pasangan China, kami harus belajar karena mereka adalah pasangan baru," kata Butet. Butet mengaku telah mempunyai pengalaman bertanding dengan pasangan Zheng Siwei/Chen Qingchen dibanding Zheng Siwei/Huang Yaqion.
"Pasangan baru ini punya catatan kalah hanya satu kali. Tapi, kami ingin memberikan penampilan terbaik dan berharap dukungan dari para penonton karena kami main di Jakarta," kata Butet.
Owi/Butet yang merupakan pasangan unggulan pertama turnamen grade II tingkat empat itu berharap menaklukkan mitos Stadion Istora Senayan yang "angker" bagi mereka. Karena, mereka belum pernah meraih gelar juara di stadion bersejarah itu.
Sebelumnya pada Selasa (22/1) malam, Butet berharap dapat mematahkan mitos keangkeran Istora setelah stadion itu mendapatkan renovasi jelang Asian Games 2018. "Tentu kami siap apalagi Stadion Istora sekarang baru saja direnovasi. Stadion ini lebih megah dan bersih. Situasi itu menambah semangat bagi saya dan Owi," kata Butet, sapaan akrab Liliyana Natsir setelah menyingkirkan pasangan lain Indonesia Riky Widianto/Masita Mahmudin.