Ahad 28 Jan 2018 03:16 WIB

Pangeran Alwaleed Yakin tidak Bersalah

Pangeran Alwaleed akan tetap memegang kendali penuh atas perusahaannya.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Al Saud.
Foto: EPA-EFE/LUCAS DOLEGA
Pangeran Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Al Saud.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Anggota kerajaan Arab Saudi sekaligus pebisnis terkemuka Pangeran Alwaleed bin Talal telah dibebaskan setelah lebih dari dua bulan ditahan atas tuduhan korupsi. Kantor berita Reuters melaporkan Pangeran Alwaleed yang ditangkap di antara puluhan anggota keluarga kerajaan lainnya, menteri, dan pengusaha papan atas, tiba di kediamannya di Riyadh pada Sabtu (28/1). 

Beberapa jam sebelumnya dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Reuters, dia sudah memperkirakan akan dibebaskan dari tuduhan dan dibebaskan dari tahanan dalam beberapa hari. "Tidak ada dakwaan, hanya ada beberapa diskusi antara saya dan pemerintah," kata sosok 62 tahun dalam sebuah wawancara di televisi seperti dikutip dari laman Al Jazirah, Ahad (28/1),

Dalam wawancaranya, Pangeran Alwaleed mengatakan dia terus bersikukuh tidak bersalah ketika memberikan keterangan terkait korupsi kepada pihak berwenang. Dia juga akan tetap memegang kendali penuh atas perusahaan investasi globalnya tanpa harus menyerahkan aset kepada pemerintah. 

Pembebasan Pangeran Alwaleed, yang kekayaan bersihnya diperkirakan oleh majalah Forbes mencapai 17 miliar dolar AS dapat meyakinkan investor di kerajaan bisnisnya. 

Secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaannya, Kingdom Holding, ia memegang saham di perusahaan seperti Twitter, Inc dan Citigroup, Inc. Dia juga telah berinvestasi di hotel-hotel top di seluruh dunia, termasuk George V di Paris dan Plaza di New York City.

Pangeran Alwaleed terlihat lemah dibandingkan dengan penampilan publik terakhirnya dalam sebuah wawancara di televisi pada Oktober lalu. Namun, ia menegaskan telah diperlakukan dengan baik dan menolak rumor yang mengatakan sebaliknya. 

Dengan menunjukkan kantor, ruang makan, dan dapur pribadi di suite hotelnya, Pangeran Alwaleed mengatakan, dia telah menyetujui wawancara tersebut terutama untuk membuktikan rumor tersebut salah. 

Alwaleed dan rekan-rekannya ditangkap pada awal November selama upaya pembersihan anti-korupsi kerajaan Arab Saudi tersebut. Kemudian, mereka ditahan secara kolektif Hotel Ritz Carton di negara tersebut. 

Dalam wawancara sebelumnya, seorang pejabat Saudi mengatakan tuduhan terhadap pangeran milyarder tersebut mencakup pencucian uang, penyuapan, dan pemerasan terhadap pejabat. Reuters juga menyebut pihak berwenang Arab Saudi meminta tahanan untuk menyerahkan aset dan uang tunai sebagai imbalan kebebasan mereka.

“Transaksi tersebut melibatkan pemisahan uang dari aset, seperti properti dan saham, dan melihat rekening bank untuk menilai nilai tunai,” satu sumber mengatakan kepada Reuters.

Pihak berwenang Arab Saudi mengatakan mereka bertujuan menjangkau penyelesaian keuangan dengan sebagian besar tersangka. Otoritas Saudi percaya mereka dapat mengumpulkan dana sebesar 100 miliar dolar AS untuk pemerintah dengan cara ini. 

Dalam beberapa hari terakhir, memang ada tanda-tanda penyelesaian tersebut dengan beberapa pengusaha terkemuka lainnya, termasuk Waleed al-Ibrahim. Seorang sumber mengatakan kepada Reuters Waleed al-Ibrahim yang merupakan pemilik jaringan televisi regional MBC itu mencapai penyelesaian keuangan dengan pihak berwenang.

Pangeran Alwaleed mengatakan kasusnya sendiri memakan waktu lebih lama untuk diputuskan karena dia bertekad untuk membersihkan namanya sepenuhnya. Namun, dia yakin kasus tersebut sekarang sudah mencapai 95 persen. Dia mengaku berencana untuk tinggal di kerajaan setelah dibebaskan. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement