REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Serangan udara militer Suriah kembali merenggut korban jiwa dari penduduk sipil. Sebanyak 23 warga sipil tewas dalam serangan udara pemerintah Suriah sebagai bagian serangan beruntun untuk kembali menguasai provinsi Idlib dari pejuang oposisi.
Aljazirah melansir, serangan udara yang berlangsung Senin (29/1) menghantam rumah sakit setempat yang sekarang tidak bisa digunakan untuk korban luka. Serangan brutal yang dilakukan pemerintah suriah membuat ribuan warga sipil melarikan diri ke perbatasan Turki dalam kondisi cuaca musim dingin yang sedang memuncak.
Semestinya, sesuai kesepakatan, Provinsi Idlib menjadi area de-eskalasi yang didirikan Suriah tahun lalu dengan pelibatan Rusia, Iran, dan Turki. Pembentukan zona de-eskalasi tersebut untuk memberikan tempat aman kepada warga sipil di sekitar wilayah konflik tersebut.
Akan tetapi, pemerintah Suriah dan sekutunya justru melanggar kesepakatan yang dibuatnya sendiri dnegan terus melakukan serangan termasuk di wilayah yang telah disepakati untuk tidak diserang. Idlib menjadi rumah 2,6 juta penduduk Suriah yang terjebak perang sipil berkepanjangan. Sejak 2011 di tahun kepemimpinan Bashar Al Assad, ratusan ribu orang terbunuh dan lebih dari 10 uta telah dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka.