Kamis 01 Feb 2018 11:14 WIB

Sumatra, Gerbang Islam Menuju Nusantara

Sebagian sumber menyebut Islam datang di kawasan ini sejak abad ke-13 M.

Pulau Sumatera
Foto: ist
Pulau Sumatera

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Marniati

Pulau Sumatra adalah gerbang Islam menuju nusantara. Sejarah Islam di kepulauan ini bisa dilacak dari berbagai literatur. Sebagian sumber menyebut Islam datang di kawasan ini sejak abad ke-13 M.

Bukti keberadaan makam Sultan Malik as-Shalih di Aceh Utara menyebutkan tahun wafatnya, yaitu Ramadhan 696 H/1297 M. Namun, teori lainnya berpandangan Islam hadir di wilayah Sumatra sejak abad ke-7 M.

Seiring perkembangan waktu, Islamisasi menghasilkan peradaban yang kuat.

Berkembanglah kerajaan-kerajaan Islam di Sumatra. Berita awal abad ke-16 M dari Tome Pires dalam Suma Oriental mengatakan, di Sumatra, terutama di sepanjang pesisir Selat Malaka dan pesisir barat Sumatra, telah banyak kerajaan Islam, baik yang besar maupun kecil.

Berikut tiga kerajaan Islam di pulau Sumatra yang dikutip dari Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto dalam Sejarah Nasional III:

Samudera Pasai

Letak Kerajaan Samudera Pasai lebih kurang 15 km di sebelah timur Lhokseumawe, Nanggroe Aceh, diperkirakan tumbuh antara tahun 1270-1275 M atau pertengahan abad ke 13 M. Sultan pertamanya yaitu Sultan Malik as-Shalih (w 1297 M).

Kerajaan Samudera Pasai mempunyai peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara dan perekonomian serta peradagangan. Malaka menjadi kerajaan bercorak Islam. Sejak Portugis menguasai Malaka pada 1511 M dan meluaskan kekuasannnya, Samudera Pasai mulai dikuasai pada 1521 M.

Kerajaan Islam di Jambi

Berdasarkan temuan-temuan arkeologis, kehadiran Islam di Jambi sejak abad ke-9.

Islamisasi besar- besaran terjadi bersamaan dengan tumbuh dan berkembanganya kerajaan Islam di Jambi sekitar 1500 M di bawah pemerintahan Orang Kayo Hitam anak Datuk Paduka Berhala.

Konon, menurut Undang-Undang Jambi, Datuk Paduka Berhala adalah seorang dari Turki yang terdampar di pulau Berhala yang kemudian namanya disebut juga Ahmad Salim. Ia menikah dengan Putri Salaro Pinang Masak yang sudah Muslim, turunan raja-raja Pagaruyung yang kemudian melahirkan Orang Kayo Hitam, Sultan Kerajaan Jambi yang terkenal.

Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya awalnya bercorak Buddha. Sejak kerajaan ini mengalami kelemahan, bahkan runtuh pada abad ke- 14 M, mulailah proses Islamisasi sehingga pada akhir abad ke-15 M muncul komunitas Muslim di Palembang.

Palembang, sekitar awal abad ke- 16 M, sudah ada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Demak masa pemerintahan Pate Rodim. Kedudukan Palembang sebagai pusat penguasa Muslim sudah sejak 1550 M.

Sultan pertama Kesultanan Palembang adalah Susuhunan Sultan Abdurrahman Khalifat al-Mukminin Sayidil Iman. Palembang berturut- turut diperintah oleh 11 sultan sejak 1706 dan sultan terakhir Raden Abdul Azim Purbolinggo.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement