REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ini disebabkan, ribuan orang tewas saat berusaha mempertahankan agama dan identitas mereka pada masa penjajahan Prancis.
Pada 1246 H/1830 M, Prancis berhasil menduduki Aljazair.
Prancis ingin menjadikan Aljazair sebagai titik tolak perluasan wilayahnya di Benua Afrika setelah gagal mempertahankan koloni-koloninya di India dan Benua Amerika. Aljazair dijajah Prancis selama 132 tahun dan merdeka pada 1962 setelah pe rang yang menyakitkan.
Salah satu tokoh yang terkenal menggaungkan perlawanan terhadap Prancis, yaitu Abdul Qadir al-Jaza'iri. Pada saat menjajah Aljazair, rezim kolonial Prancis merusak kebudayaan tradisional Muslim Aljazair yang telah ada sejak kedatangan Islam di Afrika Utara.
Muslim Aljazair tidak bisa mengadakan pertemuan publik, membawa senjata api, atau meninggalkan rumah atau desa mereka tanpa izin. Agar dapat menjalani aktivitas secara normal, warga Aljazair harus menjadi warga negara Prancis, dengan hak penuh dan harus meninggalkan ajaran Islam. Badan Amal Islam dianggap sebagai milik pemerintah dan disita.
Sebagian besar sekolah Alquran tra disional dianggap membahayakan dan di tutup Prancis. Mereka mengganti sekolah ber basis Islam menjadi sekolah Prancis de ngan sistem pembelajaran berbahasa Pran cis dan mengajarkan tentang kebudayaan Prancis.
Prancis juga berusaha menghapus bahasa Arab sebagai bahasa resmi yang digunakan masyarakat Berber. Seluruh warga Aljazair diperintahkan mengguna kan bahasa Prancis dalam kehidupan sehari-hari. Pada 1847, Prancis membuat peraturan code de i'indengenat.
Peraturan ini menelan banyak korban dari umat Islam. Hukuman ini diberlakukan karena pihak Prancis beranggapan masyarakat Muslim ini banyak yang tidak patuh dengan mela kukan pengkhianatan terhadap Prancis.