REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) menapaki usia ke-92. Di usianya yang matang tersebut, NU bertekad akan semakin mengukuhkan semangat persaudaraan kebangsaan (ukhuwah wathoniyah) sebagai bentuk kecintaan terhadap tanah air.
Hal itu disampaikan Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini. Menurut Helmy, NU akan terus berupaya untuk menjadi perekat hubungan kebangsaan. Sebagai organisasi sosial keagamaan, NU terus berupaya untuk salah satunya menjadi perekat hubungan kebangsaan dan ukhuwah wathaniyah.
"Maka semangat NU, terutama menyambut usianya yang akan satu abad ini, adalah mengembangkan apa yang disebut sebagai hubungan persaudaraan kebangsaan di tengah masyarakat yang bineka," ujar Helmy kepada Republika.co.id dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/2).
Helmy menuturkan, dalam konteks berbangsa dan bernegara NU masih terus berkomitmen untuk mengambangkan ajaran Islam ahlussunnah waljamaah (Aswaja) sekaligus mengedepankan ajaran semangat cinta tanah air.
"Jelas, amanat para pendiri NU, para Kiai sepuh selalu menekankan untuk mencintai tanah air. Hal itu bisa dilihat dari lirik lagu Syubbanul Wathan karya Kiai Wahab Hasbullah," ucapnya.
Menurut Helmy, dalam konteks global, peluang Indonesia untuk dijadikan kiblat percontohan dalam mengelola kebinekaan sangat besar. Hal ini, kata dia, tak terlepas dari peran NU selama ini. Indonesia adalah negara maju dalam hal mengelola kebinekaan.
"Tentu saja kita tidak bisa mengingkari bahwa NU juga sangat berperan di dalam upaya mengelola kebinekaan dan menciptakan kehidupan yang harmoni di tengah keragaman," kata Helmy.