Ahad 04 Feb 2018 11:13 WIB

Persentuhan Mongol dengan Islam (2)

Berke Khan merupakan kaisar Mongol pertama yang memeluk Islam.

Rep: hasanul rizqa/ Red: Muhammad Subarkah
Gurun Gobi di Mongolia
Foto: wikipedia
Gurun Gobi di Mongolia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagaimana mulanya kaisar-kaisar Mongol menerima dakwah Islam? Pertama-tama, agama bukanlah sesuatu yang asing bagi imperium ini.

Meskipun terkenal kejam--lebih dari 40 juta orang tewas akibat ekspansi Mongol--kekaisaran ini tidak jauh dari nilai-nilai spiritualisme. Manz (2011) menjelaskan, keyakinan terhadap eksistensi tuhan dan karunianya atas penguasa merupakan ideologi sentral Imperium Mongol. Selain itu, para kaisar Mongol juga toleran terhadap banyak umat agama yang menjadi rakyatnya. Mereka antara lain orang Kristen Nestorian, Buddha, dan Islam.

Genghis Khan sendiri menganut Tengrisme, suatu kepercayaan yang sampai sekarang masih dipeluk segelintir penduduk Asia Tengah. Seorang Tengris meyakini kehidupan berasal dari dewa langit dan dirawat dewi bumi.

Dua tahun sejak kematian Genghis Khan, keempat hordetelah menjadi wilayah mandiri. Di antara mereka, horde milik anak sulung Genghis Khan, Jochi, merupakan yang paling dipengaruhi kebudayan Turki Islam. Nama Turki di sini tidak identik dengan negara yang sekarang beribu kota di Ankara, melainkan kelompok bangsa penghuni stepa Asia Tengah yang akrab dengan ajaran Samawi. Untuk diketahui, Jochi wafat enam bulan sebelum Genghis Khan mangkat. Oleh karena itu, hordeyang menjadi haknya kemudian dipimpin anak keduanya, Batu Khan.

Nama Batu Khan tercatat sebagai penakluk Eropa. Pada 1240-an, balatentara cucu Genghis Khan ini sudah mencapai perbatasan Imperium Romawi Barat. Paus Gregory IX sempat memaklumkan Perang Salib atas pasukan Mongol itu tetapi tidak jadi lantaran situasi politik Eropa yang tidak memungkinkan. Belakangan, penyebab Roma selamat dari amuk Mongol justru kebetulan belaka. Pada 1241, Batu Khan harus menghentikan ekspansi yang sudah direncanakannya atas Austria, Italia, dan Jerman. Dia kembali ke Mongolia begitu mendengar kabar kematian pamannya, Qaghan Ogedei.

Ilnur Mirgaleev dalam artikelnya, The Islamization of the Golden Horde: New Data (2016), menjelaskan, horde yang dipunggawai Batu Khan kerap disebut sebagai negeri Islam (Dar al-Islam). Alasannya, horde inilah, di antara keempat lainnya, yang cukup terbuka terhadap Islam. Mirgaleev menandaskan dua penyebabnya, yakni peran kaum sufi dan hubungan diplomatik dengan Dinasti Abbasiyah, penguasa Irak saat itu.

Dilihat dari geografisnya, horde yang dikuasai Batu Khan membentang dari Sungai Volga, Laut Hitam, Pengunungan Kaukasus, hingga sebagian Asia Tengah. Untuk memudahkan administrasi, Batu Khan memilah wilayahnya menjadi tiga bagian (dari barat), yakni Horde Putih, Horde Biru, dan Horde Abu-abu. Dua horde yang pertama disebutkan itu diurus Batu Khan. Adapun Horde Abu-abu diperuntukkan bagi Orda Khan dan saudara-saudaranya. Pada 1255, Batu Khan wafat. Dua tahun kemudian, salah seorang saudaranya, Berke Khan, menjadi pelanjutnya. Dia berhasil menyatukan Horde Putih dan Horde Biru sehingga dinamakannya Horde Emas.

Berke Khan merupakan kaisar Mongol pertama yang memeluk Islam. Ceritanya bermula ketika dia berjumpa dengan Syekh Syaifuddin Bakharzi. Salik ini merupakan murid Najmuddin Kubra, pendiri tarekat Kubrawiyah. Sang syekh sedang mengiringi suatu kafilah dari Bukhara ketika di Sarayjuk, utara Laut Kaspia. Iring-iringan ini berpapasan dengan Berke Khan dan para pengawalnya yang sedang dalam perjalanan menuju ibu kota. Saat dicegat, Syekh Bakharzi tidak gentar menjawab interogasi komandan Mongol tersebut. Sampai akhirnya diberi kesempatan bicara, sufi tersebut memaparkan seluk beluk Islam.

Tak disangka, uraiannya menarik perhatian Berke Khan hingga hidayah Allah menyinari hatinya. Cucu Genghis Khan itu lantas mengucapkan dua kalimat syahadat. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1250.

Dengan wafatnya Batu Khan serta penyatuan Horde Emas, kekuasaan Berke Khan kian stabil. Dia sendiri menjadi pemimpin Muslim yang saleh. Dalam masa kepemimpinannya, Islam menjadi agama resmi. Sejak saat itu, ajaran Nabi Muhammad SAW terus berkembang pesat di Imperium Mongol, terutama berkat peran para salik pengembara. Kalangan istana pun tidak luput dari dakwah. Misalnya, salah seorang penerus Berke Khan, Uzbeg Khan, menjadi mualaf lantaran bimbingan sufi asal Bukhara pada 1313.

Sementara itu, geliat ekspansi mulai tampak dari rivalnya, yakni horde yang dipimpin Mongke Khan. Sebenarnya, Berke Khan termasuk mengakui Mongke Khan sebagai penerus kebesaran Genghis Khan. Namun, situasi mulai berubah sejak Mongke Khan menunjuk saudaranya, Hulagu Khan, sebagai panglima perang. Ekspansi Mongol mengganggu wilayah barat yang dikuasai Muslim. Menurut silsilah, Hulagu Khan merupakan keponakan Berke Khan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement