Senin 05 Feb 2018 08:07 WIB

Erdogan Kunjungi Paus untuk Bahas Yerusalem

Kedua pemimpin sempat berselisih namun menemukan persamaan terkait Yerusalem.

Rep: Marniati/ Red: Gita Amanda
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: PA-EFE/KAYHAN OZER
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN CITY -- Presiden Turki Tayyip Erdogan terbang ke Italia pada Ahad (4/1), menjelang perundingan dengan Paus Fransiskus. Pertemuan dilakukan untuk membahas isu Yerusalem, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui kota suci tersebut sebagai ibu kota Israel.

Yerusalem adalah tempat-tempat suci bagi Muslim, Yahudi dan Kristen. Keputusan Trump yang juga akan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, membuat banyak sekutu khawatir terkait upaya perdamaian Timur Tengah.

Sebelum meninggalkan Turki, Erdogan mengatakan bahwa Amerika Serikat telah mengisolasi dirinya sendiri atas Yerusalem. Di mana orang Palestina ingin berbagi dengan Israel sebagai ibu kota masa depan mereka.

"Dalam proses ke depan, ayo dan terima Yerusalem sebagai ibu kota Palestina. Inilah titik yang harus dicapai. Kami sekarang bekerja untuk ini, "katanya kepada wartawan di Istanbul.

Dilansir laman Ruters, Erdogan akan bertemu dengan Paus pada Senin (5/2). Ini adalah kunjungan pertama oleh seorang Presiden Turki ke Vatikan, setelah 59 tahun.

Erdogan sebelumnya berselisih dengan Paus Fransiskus, pada 2015. Saat itu Paus menjadi Kepala Gereja Katolik pertama yang secara terbuka menyebut pembunuhan sebanyak 1,5 juta orang Armenia pada 1915 merupakan genosida. Klaim ini ditolak oleh Turki.

Namun saat ini kedua pemimpin ini telah menemukan persamaan setelah keputusan Trump soal Yerusalem. Erdogan dan Paus diketahui telah berkomunikasi melalui telepon setelah Trump membuat pengumumannya pada Desember lalu, dan menyetujui bahwa setiap perubahan status kota harus dihindari. Kedua pria tersebut juga diperkirakan akan membahas situasi di Suriah dan Irak serta bantuan kemanusiaan dan pengungsi.

Demonstrasi diperkirakan terjadi di Roma karena kunjungan Erdogan. Sekitar 3.500 polisi dan pasukan keamanan dikerahkan untuk mengamankan situasi. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar La Stampa, Erdogan mengomentari demonstrasi tersebut.

"Saya tidak berbicara dengan orang-orang yang mendukung terorisme. Saya hanya berbicara kepada mereka yang melawannya, "katanya.

Pemimpin Turki tersebut juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Italia Sergio Mattarella dan Perdana Menteri Paolo Gentiloni pada Senin, serta pemimpin bisnis lokal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement