Selasa 06 Feb 2018 10:21 WIB

Rusia Intensifkan Serangan di Idlib

Serangan sehari setelah pemberontak menembak jatuh pesawat tempur Rusia.

Pesawat pengebom jarak jauh Rusia melakukan melakukan serangan udara di Suriah.
Foto: Russian Defence Ministry Press Service photo via AP
Pesawat pengebom jarak jauh Rusia melakukan melakukan serangan udara di Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Pesawat tempur Rusia mengintensifkan serangan terhadap kota-kota yang dikuasai pemberontak di Provinsi Idlib di Suriah utara pada Ahad malam (4/2), sehari setelah pemberontak menembak jatuh sebuah pesawat tempur Rusia dan membunuh pilotnya.

Sumber pertahanan sipil mengatakan serangan udara menyerang Kota Kafr Nubl dan Maasran, serta kota-kota Saraqeb, Maarat al Numan dan Idlib, dan sejumlah kematian dan lusinan orang yang cedera dilaporkan terjadi saat tim penyelamat menggali di reruntuhan. Sebuah rumah sakit diserang di Maarat al Numan, saksi dan penduduk mengatakan, dan setidaknya lima orang dikhawatirkan tewas dalam serangan lain yang merusak bangunan tempat tinggal di Kafr Nubl.

Video yang direkam oleh regu penyelamat menunjukkan bayi-bayi di tandu dilarikan petugas pertahanan sipil dari rumah sakit yang rusak sementara regu penyelamat lainnya berjuang memadamkan api. Di kota Idlib, ibu kota provinsi tersebut, seorang saksi mengatakan sebuah bangunan bertingkat lima hancur dan setidaknya lima belas orang dikhawatirkan tewas.

Pada Desember, tentara Suriah bersama milisi yang didukung Iran dan angkatan udara berat Rusia melancarkan serangan besar untuk mengambil wilayah di Provinsi Idlib, provinsi yang terakhir dan paling padat penduduknya yang masih berada di bawah kontrol oposisi.

Kementerian pertahanan Rusia dan pemberontak Suriah mengatakan pesawat tempur SU-25 Rusia jatuh pada Sabtu di daerah yang telah dilanda pertempuran sengit di lapangan dan serangan udara berat yang menarget kelompok pemberontak yang menentang Presiden Bashar al-Assad.

Kelompok di Suriah yang menentang Assad memandang Rusia sebagai kekuatan penyerang dan menyalahkannya atas kematian ribuan warga sipil sejak Moskow bergabung dalam perang di sisi pemerintah Suriah pada tahun 2015. Kementerian Pertahanan Rusia membantah membidik warga sipil dan mengatakan hanya menargetkan militan garis keras di Suriah.

Serangan udara pada Sabtu setelah jatuhnya pesawat tempur tersebut menewaskan setidaknya 10 orang, termasuk anak-anak, di Khan al Subl dekat tempat pesawat tersebut jatuh, kata regu penyelamat. Mayat keluarga yang terdiri dari tujuh orang ditarik dari reruntuhan menyusul serangan lain di Kota Maasran, kata sebuah badan pertahanan sipil setempat.

"Kami menarik mayat-mayat dari tembok-tembok yang runtuh. Rusia membalas dendam kepada warga sipil, banyak di antaranya telah mengungsi dan telah meninggalkan rumah mereka dari pengeboman sebelumnya," kata Ahmad Hilal, seorang penyelidik pertahanan sipil.

Tentara Suriah dan sekutu milisi Syiah Iran membuat serangkaian kemenangan pekan lalu setelah menguasai sebuah pangkalan udara utama yang membawa mereka hanya 12 Km dari Cape Town, kota berpenduduk padat pertama di Idlib dalam jangkauan mereka. Mereka mendorong menuju jalan raya utama Damaskus-Aleppo, yang mana penguasaannya akan memotong jalur pasokan pemberontak dan membuka pintu bagi tentara ke jantung provinsi tersebut.

Pada Ahad, pemberontak yang dipimpin kelompok militan melakukan serangan balasan terhadap tentara Suriah dan milisi yang didukung Iran di dekat pangkalan udara Abu Duhur di selatan Idlib.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement