REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Ratusan remaja Yahudi Amerika memberikan dukungan moral untuk Ahed Tamimi di hari ulang tahunnya yang ke-17, yang jatuh pada Rabu (27/1) lalu. Dukungan diberikan sebelum remaja Palestina itu menghadapi persidangan di sebuah pengadilan militer Israel pekan ini.
Sebanyak 700 kartu ucapan selamat ulang tahun untuk Tamimi telah diberikan kepada ayahnya, Baseem di rumahnya di Nabi Saleh, Tepi Barat. Selain itu, sekitar 100 remaja Yahudi AS juga merayakan ulang tahun Tamimi dengan melakukan protes atas penahanan Tamimi di depan gedung konsulat Israel di East Coast AS.
"Ahed sayang, nama saya Shula dan saya berusia 17 tahun. Kita seumuran dan kita hidup di dunia yang berbeda. Keberanianmu mengilhami saya untuk membela apa yang saya yakini. Tindakanmu tidak dilakukan dengan sia-sia," tulis salah satu remaja Yahudi AS dalam kartu ucapannya.
Ahed Tamimi saat digiring polisi Israel menuju pengadilan militer di Betunia, Tepi Barat, Rabu (20/12).
Dilansir di Haaretz, dukungan terhadap Tamimi dilakukan di bawah kampanye #NoBirthdayBehindBars. Kampanye ini digagas kelompok antipendudukan IfNotNow dan All That's Left.
IfNotNow adalah organisasi sayap kiri remaja Yahudi Amerika yang menentang pendudukan Israel yang sedang berlangsung di wilayah Palestina. Sementara All That Left adalah sebuah kelompok antipendudukan di Israel.
Sebelumnya, remaja Yahudi di New York, Boston, dan Washington juga melakukan unjuk rasa global pada 31 Januari lalu mengutuk pemenjaraan Israel terhadap anak-anak Palestina di bawah umur. Mereka memuji keberanian Tamimi melawan kendali Israel atas Tepi Barat.
Ahed Tamimi telah menjadi pahlawan bagi Palestina setelah ditangkap oleh Israel. Sebuah rekaman video menunjukkan, dia dengan berani menyerang seorang tentara Pasukan Pertahanan Israel di luar rumahnya pada Desember lalu.
Dia dijadwalkan diadili di sebuah pengadilan militer Israel di Tepi Barat pada Selasa (6/2). Ia didakwa dengan 12 tuduhan termasuk penyerangan dengan menampar dan menendang seorang tentara.
Bulan lalu, Hakim Militer Mayor Haim Baliti menolak permintaan Tamimi untuk dibebaskan dari penahanan selama menunggu persidangan. Israel mencatat, kebebasan berekspresi tidak bisa diisi oleh kekerasan dan Tamimi tidak bisa menyamakan tindakannya dengan aktivisme sosial.