REPUBLIKA.CO.ID, WATFORD -- Kedigdayaan Chelsea sebagai juara bertahan Liga Primer Inggris rontok dalam dua pekan terakhir. Di luar dugaan, the Blues keok melawan tim-tim gurem dengan skor mencolok.
Melawan Bournemouth dan Watford, Chelsea total kebobolan tujuh gol dan hanya mampu mencetak satu gol. Eden Hazard dan kawan-kawan dibantai Bournemouth dengan skor 0-3 di Stamford Bridge akhir pekan lalu.
Selanjutnya giliran Watford yang mempermalukan Chelsea dengan skor 4-1 di Vincarage Road, Selasa (6/2) dini hari WIB. Dinukil dari pusat statistik sepak bola, Opta, dua kekalahan beruntun dengan rentang tiga gol seperti ini sudah lama tak dialami Chelsea.
Klub milik taipan Rusia Roman Abramovich ini kali terakhir dibantai lawan dalam dua laga beruntun pada 1995. Saat itu, Chelsea digasak Manchester United (MU) dengan skor 1-4, sepekan kemudian giliran Blackburn Rovers menang 3-0 dari the Blues.
Performa Chelsea di semua ajang musim ini memang tiba-tiba merosot tajam ketika memasuki tahun 2018. Dalam 10 pertandingan terakhir, Chelsea cuma meraup tiga kemenangan, sedangkan sisanya empat seri dan tiga kalah.
Khusus di Liga Primer Inggris, klub yang bermarkas di Stamford Bridge ini cuma menang sekali pada 2018. Sisanya dua kali imbang dan dua kali kalah. Total tercatat Chelsea sudah enam kali menelan kekalahan musim 2017/2018 ini.
Imbasnya pun memperlambat laju Chelsea di papan klasemen sementara Liga Primer Inggris musim ini. Dari total 26 pertandingan yang sudah dilakoni, the Blues masih terpaku di peringkat keempat klasemen dengan koleksi 50 angka.
Pun, posisi ini belum aman karena Chelsea cuma unggul satu angka dari Tottenham Hotspur yang menempati peringkat kelima.
Pelatih Chelsea Antonio Conte tak mau timnya tenggelam dalam kekecewaan. "Jelas sekali kami sedang menghadapi momen yang sulit. Kami bisa saja mencari-cari alasan, entah itu kelelahan atau faktor cedera. Tapi, itu bukan cara saya. Kini kami sedang sama-sama mencari solusi," kata Conte dikutip dari Sky Sports.
Pelatih asal Italia ini mengaku, sulit untuk menumpakan semua unek-uneknya seusai melihat Chelsea tak berdaya dalam dua pertandingan terakhir. Conte hanya ingin semua pihak tidak mengganggu perkerjaannya. "Kami semua berkerja 100 persen, jadi saya pikir kami tak perlu khawatir," kata mantan pelatih Juventus ini.
Penjaga gawang Chelsea Thibaut Courtois mengajak rekan-rekannya untuk menegakkan kepala dalam menghadapi periode sulit ini. Menurut Courtois, sebenarnya Chelsea punya langkah yang tak terlalu buruk musim ini.
Ekspresi kiper Chelsea, Thibaut Courtois setelah gagal mengeksekusi penalti lawan Arsenal pada laga Community Shield, di Stadion London, Wembley, Ahad (6/8).
Namun, dua kekalahan yang diterima secara beruntun memang jadi sebuah peringatan kuat. Untuk itulah, kiper asal Belgia ini tak mau timnya terus-terus berduka.
Dengan sisa 12 pertandingan, Courtois ingin seluruh poin yang tersedia bisa dikantongi. "Kami juga akan menjalani babak 16 besar Liga Champions. Kami semua harus siap dan bangkit secepatnya," kata Courtois.
Secara khusus, Courtois menyoroti pertandingan melawan Watford yang menurut dia berjalan tak sportif. Dikatakan Courtois, gol pertama Watford lewat titik 12 pas tak layak terjadi karena tim tuan rumah tidak sepatutnya mendapatkan penalti.
Kiper berpostur jangkung ini menyebut tindakan striker lawan Gerard Deulofeu sangatlah memalukan karena melakukan diving. Menurut Courtois, tipikal pemain yang tak segan mencederai sportifitas seperti Deulofeu memang banyak di dunia sepak bola saat ini.
Kiper yang pernah dipinjamkan ke Atletico Madrid ini pun berharap agar kejadian serupa tak kembali menimpa timnya di masa mendatang.
"Kita semua tahu, pemain-pemain seperti ini selalu mengemis penalti. Ketika dalam kondisi satu lawan satu dengan kiper, mereka memilih menjatuhkan diri. Hal seperti ini harus jadi sorotan," kata Courtois.