REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir yang menerjang lima desa di Kabupaten Indramayu pada Senin (5/2) lalu telah merendam 875 rumah. Bantuan logistik pun sudah dikirim ke titik lokasi banjir.
Ada pun lima desa yang dilanda banjir itu, yakni Desa Sukahaji, Bugel, Limpas, Patrol dan Arjasari. Semuanya terletak di Kecamatan Patrol. Sedangkan warga yang terdampak banjir tercatat ada 1.093 kepala keluarga. "Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut," ujar Kepala Bidang Kedaruratandan Logistik BPBD Kabupaten Indramayu, Dadang, Selasa (6/2).
Dadang menyebutkan, ketinggian banjir yang merendam rumah warga itu bervariasi, mulai dari 30 sentimeter hingga satu meter. Banjir disebabkan meluapnya Sungai Panggang Welut, yang merupakan anak Sungai Cimanuk, setelah hujan lebatmengguyur sejak Sabtu (3/2) lalu.
Dadang mengatakan, warga yang terdampak banjir sebagian besar memilih bertahan di rumah mereka masing-masing. Namun, BPBD Indramayu tetap mendirikan posko bantuan dan dapur umum di lokasi banjir untuk memenuhi kebutuhan warga korban banjir.
Menurut Dadang, stok bahan pangan untuk warga korban banjir itu masih aman untuk dua hari kedepan. Untuk stok ke depan, BPBD masih menunggu instruksi lanjutan.
Sementara itu, selain dari BPBD, bantuan pun mengalir dari berbagai pihak, salah satunya Polres Indramayu. Kapolres Indramayu, AKBP Arif Fajarudin, memimpin langsung pemberian bantuan sembako bagi korban banjir di Kecamatan Patrol.
"Dengan bantuan paket sembako, kami berharap bisa meringankan beban warga yang menjadi korban banjir," tutur Arif.
Sementara itu, banjir yang melanda wilayah Kecamatan Patrol mulai surut, Selasa (6/2). Warga pun disibukkan dengan aktivitas membersihkan rumah dan perabot milik mereka yang sempat terendam banjir. "Semoga banjir tidak terjadi lagi," kata seorang warga Desa Limpas, Jajo.
Terpisah,Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn, menjelaskan, potensi hujan sedang hingga lebat diprakirakan akan terjadi sepanjang Februari 2018. Warga di Wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) pun diimbau untuk mewaspadai potensi bencana yang terjadi akibat tinginya intensitas hujan tersebut. "Bulan Februari ini merupakan puncak musim hujan," tandas Ahmad.