Kamis 08 Feb 2018 02:01 WIB

Airbus Duduki Posisi Terdepan di Asia Pasifik

Airbus menyerahkan 367 pesawat baru kepada operator.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Andi Nur Aminah
Pesawat Airbus
Foto: wikipedia
Pesawat Airbus

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Airbus kembali memperkuat posisi sebagai yang terdepan di pasar Asia Pasifik dengan menyerahkan 367 pesawat baru kepada operator. Jumlah pesawat baru untuk kawasan Asia Pasifik ini melebihi setengah dari total penyerahan pesawat Airbus di seluruh dunia selama 2017, yaitu 718 pesawat.

Seluruh pesawat baru ini diserahkan kepada 50 operator yang berada di kawasan Asia Pasifik. Penyerahan pesawat dilakukan secara langsung kepada maskapai maupun secara tidak langsung melalui perusahaan penyedia jasa sewa pesawat.

Penyerahan 367 pesawat baru untuk operator-operator di Asia Pasifik sudah mencakup penyerahan 100 pesawat lorong ganda. Penyerahan pesawat baru ini juga mencakup bergabungnya seri Airbus A350 WBX ke tiga operator berbeda.

A350 XWB merupakan jenis pesawat Airbus yang sudah menjadi pimpinan pasar di kawasan Asia Pasifik. Total pesanan A350 WBX untuk Asia Pasifik mencapai 287 unit dari 14 maskapai. Saat ini tercatat ada delapan maskapai yang mengoperasikan A350 WBX di rute jarak jauh meuju Eropa dan AS.

Pada 2018 ini, Airbus juga akan menyerahkan A350-1000 pertama di Asia Pasifik ke Cathay Pacifik dan menyerahkan A350 Ultra Long Range pertama ke Singapore Airlines. "Kawasan Asia Pasifik adalah pasar utama bagi Airbus karena telah berkontribusi hingga sepertiga total backlog, sepertiga total pemesanan, dan sepertiga total armada produk Airbus yang beroperasi saat ini," ujar Airbus Executive Vice President, Chief of Sales, Marketing & Contracts Eric Schulz dalam pembukaan Singapore Airshow 2018, seperti diberitakan dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Rabu (7/8).

Pada 2017, Airbus memenangkan bisnis baru paling banyak di kawasan Asia Pasifik. Hal ini membuat perusahaan Airbus memperoleh 65 persen pangsa pasar dengan total 100 pesanan baru dari tujuh pelanggan. Pencapaian ini menambah backlog perusahaan hingga 2.000 pesawat atau sepertiga dari keseluruhan backlog global.

Schulz juga menilai bahwa kawasan Asia Pasifik akan mejadi pasar penerbangan terbesar di dunia. Alasannya, Asia Pasifik memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi. Selain itu, lalu lintas udara di kawasan Asia Pasifik juga dinilai akan meningkat tiga kali lipat hingga 20 tahun ke depan. "Menurut prakiraan, Asia Pasifik akan menyumbang hingga 46 persen permintaan global atas pesawat lorong ganda," ujar Schulz.

Oleh karena itu, Schulz menilai Airbus sudah berada di posisi yang tepat untuk memanfaatkan potensi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa perusahaan Airbus telah meraup 60 persen backlog pesawat lorong ganda di Asia Pasifik. Selain itu, Airbus juga menawarkan lini produk pesawat lorong ganda terlengkap yaitu A330neo, A350 XWB dan A380.

Airbus juga memperkirakan akan ada peningkatan sebanyak 5,6 persen pada lalu lintas penumpang di Asia Pasifik hingga 20 tahun ke depan. Peningkatan ini akan membuat permintaan pesawat bertambah hingga 14.450 unit. Jumlah tersebut setara dengan 40 persen dari total permintaan global yang diperkirakan mencapai 35 ribu pesawat dalam 20 tahun ke depan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement