REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi dan tim pembangunan Bandara NYIA (New Yogyakarta Airport International) melakukan pertemuan dan pemaparan di hadapan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tentang desain bandara. Sultan menginginkan bandara baru tersebut didesain menggunakan ciri khas Yogyakarta.
"Yang diharapkan Pak Sultan desain bandara tetap menggunakan kearifan lokal dan menjadi ciri khas yang menjadi ikon Yogyakarta," kata Faik pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Kamis (8/2). Dikatakan Faik, pembangunan NYIA ditargetkan April sudah mulai pengoperasian secara terbatas dan runway kemungkinan Desember 2018. Paling lambat runway pada Januari 2019 sudah jadi.
Saat pembangunan kendala yang dihadapi pun bisa diatasi. Pembangunan NYIA ini, lanjutnya, untuk kepentingan seluruh masyarakat Yogyakarta dan sangat mendesak dibutuhkan masyarakat. "Waktu tadi mau landing di Bandara Adisutjipto saja tadi nunggu di atas sampai satu jam dan ini cukup riskan. Karena itu warga Yogyakarta sangat mendesak
perlu bandara yang lebih layak," ujarnya. Apalagi pembangunan bandara bisa meningkatkan ekonomi sekitar.
Ketika ditanya masih adanya warga yang menolak, pihak PT Angkasa Pura I selama ini tidak melakukan aksi represi. "Sejak Senin kemarin kami sudah membangun help desk. Kami secara proaktif berkomunikasi secara intens dan secara langsung. Kalau ada petani mau tetap bertani dan pedagang mau berdagang, pemerintah memberikan alternatif di
tempat lain.
Sementara itu mengenai Amdal, Faik menambahkan, tidak ada masalah. "Proyek besar harus mengikuti aturan yang ada, termasuk harus ada Amdal," ujarnya.