Jumat 09 Feb 2018 20:41 WIB

BEI: Nilai Penerbitan Obligasi 2018 Tinggi

Minat investor tinggi seiring dengan imbal hasil yang menarik

Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 30 poin atau 0,46 persen ke 6.605.
Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 30 poin atau 0,46 persen ke 6.605.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis nilai emisi penerbitan surat utang (obligasi) pada 2018 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 yang tercatat Rp 160 triliun.

"Pada awal tahun ini, sudah terdapat empat perusahaan yang siap menerbitkan obligasi dengan total nilai sebesar Rp 4,5 triliun," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Samsul Hidayat di Jakarta, Jumat (9/2).

Ia mengemukakan bahwa perusahaan yang akan menerbitkan obligasi itu PT Sarana Multigriya Financial (SMF) senilai Rp 2 triliun, PT Indomobil Finance senilai Rp 1 triliun, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sebesar Rp 500 miliar, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) Rp 1 triliun.

"Saat ini perusahaan itu sedang menunggu izin efektif penerbitan obligasi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," paparnya.

Ia menilai bahwa dengan masih maraknya penerbitan obligasi pada tahun ini menunjukan minat investor terhadap instrumen obligasi terbilang tinggi. Apalagi, sejumlah lembaga pemeringkat internasional menyematkan peringkat layak investasi (investment grade) pada Indonesia.

"Tahun ini daya serap obligasi juga akan dibantu oleh investor asing seiring dengan peringkat Indonesia yang berada di level `investment grade`," katanya.

Sebelumnya, Senior Analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada menilai bahwa minat investor terhadap instrumen surat utang (obligasi) korporasi masih tinggi seiring dengan imbal hasil yang ditawarkan cukup menarik.

Ia mengatakan bahwa minat investor terhadap obligasi salah satunya didorong oleh tingkat suku bunga di dalam negeri yang relatif rendah, sehingga investor mencari alternatif investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi, salah satunya obligasi.

"Obligasi korporasi bisa menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan investor, apalagi perusahaan juga butuh modal untuk ekspansi di tengah ekonomi nasional yang sedang tumbuh," katanya. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement