REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak banyak waktu yang tersisa untuk mempersiapkan diri menuju Asian Games 2018. Usai mengikuti Test Event Asian Games 2018, atlet panahan Indonesia langsung menyambung ke pelatnas yang digelar di lapangan Panahan Senayan, Jakarta.
Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Panahan Indonesia (PP Perpani) Alman Hudrie kepada Republika.co.id, Sabtu (17/2) menyatakan, para atlet langsung melanjutkan pelatnas di Senayan usai mengikuti Test Event Asian Games 2018.
"Mereka lanjut pelatnas di Senayan, kemarin ada keluhan kurang lama mengenal lapangan panahan Senayan. Arah angin dan cuaca oleh sebab itu kini kami langsung lanjutkan pelatnas di sana agar lebih lama lagi pengenalan lapangan," kata Alman.
Alman juga menjelaskan, akan memperbanyak jumlah tembakan yang dilakukan. "Kalau kemarin mungkin sekitar 300 tembakan sehari, kini kami ingin tingkatkan jadi 500 tembakan sehari waktu tersisa ini akan kami manfaatkan betul demi memenuhi target dua emas Asian Games 2018."
Pada Test Event Asian Games 2018 lalu panahan hanya merebut satu emas, dari delapan nomor yang dilombakan. Indonesia berada posisi tiga di bawah Taiwan dan Malaysia. "Hasil kemarin tidak jelek bagi kami, kami bisa meloloskan empat nomor ke final," ujar Alman.
Namun Alman mengingatkan, kalau kemarin kekuatan Asia belum turun semua. 'Kemarin yang kuat hanya Taiwan dan Malaysia, di Asia masih ada Korea, Cina, dan Iran. Kami kaget dengan penampilan Taiwan kemarin."
Selain berlatih di Senayan, pada pekan pertama bulan Maret, atlet pelatnas panahan Indonesia akan berangkat ke Thailand untuk mengikuti turnamen internasional. "Kami akan jadikan hasil Thailand nanti sebagai evaluasi. Setelah dari Thailand akan kembali ke Tanah Air, kemudian lanjut ke Shanghai dan Turki."
Sementara, evaluasi dari penyelenggaraan dan venue pertandingan, menurut Alman, sudah baik dan hanya untuk venue perluasan ada perubahan tribun penonton, ruang makan yang lebih besar lagi. "Tribun penonton akan kami tambah lagi, karena nanti pasti berlipat jumlah penontonnya."
Usulan pemindahan lokasi saat final ke lapangan Monas, menurut Alman, tidak mudah. "Kalau mau dipindahkan saat final harus sudah ada pemberitahuan ke negara peserta, selain itu faktor keamanan di Monas juga akan lebih sulit lagi, jadi perlu dikaji lebih dalam lagi jika ide tersebut ingin diwujudkan," katanya menjelaskan.