Rabu 21 Feb 2018 11:23 WIB

Pasokan Beras ke Pasar Beras Cipinang Meningkat

Pemasukan beras ke PIBC mencapai 6.763 ton dan semuanya beras lokal.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda
Pekerja memindahkan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta.
Foto: Republika/ Wihdan
Pekerja memindahkan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasokan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mulai mengalir sejalan dengan masuknya masa panen raya. Pemasukan beras ke PIBC, Selasa (20/2), sebesar 6.763 ton.

Direktur Utama Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi mengatakan, ini merupakan pemasukan tertinggi sepanjang 2018 dan lebih tinggi dibandingkan Februari 2017. "Pemasukan beras ini murni dari beras lokal, bukan dari impor. Beras impor dikunci di gudang Bulog," ujar dia melalui siaran pers, Rabu (21/2).

Ia mengatakan stok beras harian di PIBC, pada Senin (19/2), naik menjadi 25.004 ton, jauh lebih tinggi dibandingkan sehari sebelumnya 21.584 ton. Harga beras pun diakuinya turun sekitar Rp 100 per kilogram (kg).

"Seiring dengan berlangsungnya panen raya di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, setelah beras mengisi pasar dan gudang-gudang lokal, kini beras sudah masuk ke PIBC," ujar dia. Ia berharap pemasukan beras ke depan akan tetap tinggi dan stok PIBC meningkat lagi.

Ketua DPD Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (PERPADI) DKI Jakarta Nellys Sukidi mengatakan, kondisi beras di pasar saat ini merupakan masa transisi. Beras panen raya sudah masuk ke pasar sehingga diprediksi akan berdampak pada penurunan harga.

Pedagang pun melakukan pembelian beras secukupnya sesuai order. Pihaknya pun mengirim pasokan beras setiap hari sesuai order permintaan. Ia menyarankan, dalam kondisi panen raya seperti ini Bulog harus menyiapkan diri untuk pengadaan.

"Jadi pada saat harga turun, Bulog tidak boleh diam, harus secepatnya melakukan penyerapan. Sebaliknya saat harga naik, Bulog tidak boleh diam, harus Operasi Pasar," kata dia.

Plt Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, Februari ini panen padi nasional seluas 1,6 juta hektare. Pada Maret nanti puncak panen raya di lahan seluas 2,2 juta hektare.

Tiga provinsi sentra padi yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Februari panen berturut-turut seluas 230 ribu hektare, 335 ribu hektare dan 239 ribu hektare. Sedangkan pada Maret berturut-turut panen 274 ribu hektare (Jabar), 278 ribu hektare (Jateng) dan 512 ribu hektare (Jatim).

"Panen raya ini merupakan momentum baik bagi Bulog untuk menyerap gabah dan beras petani," ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement