Selasa 19 Apr 2022 04:11 WIB

Tafsir Pertama Alquran di Nusantara

Di nusantara, tafsir pertama Alquran yang secara utuh bermula di Aceh.

Rep: Nashih Nasrullah/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Yasin Habibi
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Di nusantara, tafsir pertama Alquran yang secara utuh membahas satu mushaf dimulai oleh seorang ulama Aceh Abdur Ra'uf bin Ali Al Jawi Al Fansuri As Singkili atau yang lebih dikenal dengan Abdur Ra'uf As Singkel.

Dia menghasilkan karya tafsir bertajuk Tarjuman Al Mustafid yang terbit pada abad ke-17. Inilah karya tafsir lengkap pertama dalam bahasa (Arab) Melayu yang sampai saat ini masih dapat dijumpai keberadaannya.

Buku ini terakhir kali terbit pada 1984 di Jakarta. Tak hanya itu, tafsir tersebut juga sangat dikenal di kalangan Muslim mancanegara. Karya tersebut dicetak dan diterbitkan di Istanbul Turki pada 1884, kemudian dicetak berkali-kali di Singapura, Penang Malaysia, Bombay India, Afrika Selatan, serta kawasan Timur Tengah, seperti Kairo dan Makkah.

Setelah era tafsir Tarjuman Al Mustafid, menurut Hakiki, dunia penafsiran Alquran di Indonesia mengalami kevakuman hampir tiga abad lamanya. Baru setelah itu, aktivitas kajian Alquran, penerjemahan, dan penafsiran mulai muncul kembali pada awal abad 19. Era itu diawali dengan muncunyal satu naskah parafrase Alquran berbahasa Makassar tanpa menyertakan teks Arabnya. Naskah ini merupakan terjemahan Alquran yang agak bebas.