Kamis 22 Feb 2018 04:59 WIB

'Hanya Mukjizat yang Kembalikan Empat Karateka ke Pelatnas'

Lumban menyatakan kalau keempat karateka mengundurkan diri, bukan dikeluarkan Forki.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Karateka putri Indonesia Srunita Sari Sukatendel (kiri)
Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
Karateka putri Indonesia Srunita Sari Sukatendel (kiri)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat karateka elite Indonesia yang keluar dari pelatnas karate Asian Games 2018 meminta kepada Menpora Imam Nahrawi untuk kembali bergabung. Namun Sekretaris Jenderal PB FORKI Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki) Lumban Sianipar menyatakan hanya mukjizat yang bisa mengembalikan mereka ke pelatnas.

Usai menghadap Menpora, Rabu (21/2), Lumban menyatakan kalau keempat karateka tersebut yang mengundurkan diri, bukan dikeluarkan oleh Forki. Mereka, yakni Sisilia Ora (kata perorangan), Srunita Sari Sukatendel (kumite -50 kg), Cok Istri Agung Sanistyarani (kumite -55 kg), dan Ahmad Zigi Zaresta Yuda (kata perorangan putra).  "Anda percaya akan mukjizat Tuhan kan? Jadi kembalinya mereka ke pelatnas butuh mukjizat. Di mana mukjizat itu akan datang dalam kedamaian, namun yang mereka lakukan bukanlah kedamaian. Tetapi mereka melakukan kasak-kusuk kesana kemari tanpa izin dengan kami," kata Lumban.

Ia mengatakan, ibarat satu keluarga keempat karatekan ini bertindak tanpa izin orang tua. Hal ini membuat suasana tidak kondusif. "Tetapi, sekali lagi, kita percaya dengan mukjizat itu ada," tegas Lumban.

Empat karateka yang mundur secara peringkat dunia yang terbaik di Indonesia. Tetapi menurut Lumban, itu lebih disebabkan karena mereka sering ikut kejuaraan internasional. Menurut dia, dari segi kualitas, atlet karate yang saat ini menghuni pelatnas di Ciloto, Jawa Barat tidak kalah hebatnya.

"Mereka memang telah menyumbang medali di SEA Games 2017. Tetapi kalau diadu dengan yang ada sekarang di Ciloto peluangnya juga 50:50. Bahkan ada penghuni pelatnas Ciloto yang head to head lebih baik dari mereka," tegas Lumban.

Untuk tim pelatih yang menangani pelatnas di Ciloto menurut Lumban juga sudah yang terbaik dimiliki Indonesia. Di dalam tim pelatih, kata dia, ada Doni Darmawan, satu-satunya yang bisa mengalahkan atlet legenda Umar Syarief. "Jadi. percayalah ini sudah yang terbaik," kata dia merespons pertanyaan tentang sejumlah pelatih yang juga mundur dari pelatnas karate.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement