Jumat 23 Feb 2018 14:50 WIB

Dalam Lima Hari, 400 Orang Tewas di Ghouta Timur

Banyak di antara korban tewas tertimbun reruntuhan bangunan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Petugas Pertahanan Sipil Suriah memadamkan api di sebuah toko yang terbakar karena serangan udara pasukan Suriah dan gerilyawan di Ghouta, pinggiran Damaskus, Selasa (20/2).
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Petugas Pertahanan Sipil Suriah memadamkan api di sebuah toko yang terbakar karena serangan udara pasukan Suriah dan gerilyawan di Ghouta, pinggiran Damaskus, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok Oberservatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM), Kamis (22/2), mengatakan serangan selama lima hari di Ghouta Timur telah menyebabkan lebih dari 400 orang tewas. Jumlah tersebut tak hanya mencakup orang dewasa tapi juga anak-anak.

"Lima hari serangan udara dan tembakan artileri yang intens oleh rezim pemerintah dan sekutunya Rusia telah membunuh 403 warga sipil, termasuk di dalamnya 95 anak," kata Obeservatorium Suriah untuk HAM dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Kepala Observatorium untuk HAM Rami Abdel Rahman mengatakan serangan terbaru pada Kamis menyebabkan 46 orang tewas. Sama seperti hari sebelumnya, banyak di antara korban tewas tertimbun reruntuhan bangunan. Hal ini menyebabkan proses evakuasi jenazah sulit dilakukan.

Ghouta Timur merupakan wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak. Sejak akhir pekan lalu, pemerintah Suriah melancarkan serangan udara ke daerah tersebut.

Serangan ini kian brutal setelah kelompok pemberontak melancarkan serangan balasan menggunakan roket dan mortir. Mereka menyerang wilayah sipil di Damaskus yang dikontrol dan dikuasai oleh pemerintah Suriah.

Konflik Suriah telah berusia tujuh tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda akan segera usai. Konflik telah menyebabkan 11 juta warga Suriah meninggalkan negaranya. Mereka mencari tempat perlindungan ke berbagai negara, termasuk Eropa.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement