Jumat 23 Feb 2018 16:41 WIB

Sutopo: Hidup-Mati Sudah Diatur, Saya Nikmati Saja

Kepala Pusdatin Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho divonis kanker paru stadium IVB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

REPUBLIKA.CO.ID, "Sakit, sehat, hidup, mati, itu adalah bagian dari kehidupan. Semua sudah diatur, saya nikmati saja. Yang penting saya ikhtiar," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

Di tengah kondisi tubuhnya yang sakit, Sutopo masih menyempatkan mengadakan jumpa pers terkait bencana longsor Brebes di Pusat Pengendalian Operasi BNPB, Jakarta, Jumat (23/2). Jumpa pers diadakan tepat sehari setelah kejadian longsor terjadi. Saat bencana terjadi, Sutopo sedang dijadwalkan menjalani operasi di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.

"Sambil menunggu waktu operasi, saya mencari data dan menyiapkan siaran pers untuk saya bagikan kepada rekan-rekan wartawan," katanya.

Sejak 17 Januari 2018, Sutopo yang selama ini menjadi sumber informasi kebencanaan bagi masyarakat melalui media, divonis mengidap kanker paru stadium IVB. Kenyataan itu sempat membuatnya terguncang. Dia merasa selama ini sudah hidup sehat dengan makan makanan yang sehat dan tidak merokok. Namun, kenyataan ternyata berbeda dengan pola hidup sehatnya.

"Saya syok, tetapi tidak sampai menangis. Istri dan anak saya yang menangis," tuturnya.

Di tengah vonis dokter terhadap penyakit yang diidapnya, Sutopo sempat berpikir untuk mengurangi aktivitasnya melayani wartawan. Selama ini, dia memang aktif menginformasikan kejadian bencana kepada masyarakat, baik kepada wartawan maupun kepada masyarakat melalui media sosial.

"Namun, saya berpikir, masyarakat dan wartawan butuh saya. Saat saya tidak ada, kejadian bencana tidak diberitakan oleh media. Kalau pun ada, pernyataan dari pejabat berwenang sangat normatif," katanya.

Karena itu, dia memutuskan untuk tetap aktif bekerja meskipun sudah disibukkan dengan pengobatan yang harus dijalani. Dia menganggap pekerjaannya melayani wartawan sebagai bagian dari ibadah.

"Mungkin ini memang teguran dari Tuhan. Saya ikhlas," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement