Jumat 23 Feb 2018 20:17 WIB

Jokowi Capres PDIP, Demokrat: AHY Tetap the Next Leader

Demokrat tidak mau terburu-buru menentukan sikap terkait Pilpres 2019.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Foto: Antara/Rahmad
Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) secara resmi mengumumkan kembali akan mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) dalam Pilpres 2019. PDIP mengumumkan hal itu di Rakernas III PDIP di Bali, hari ini.

Namun, hal ini tidak membuat Partai Demokrat  buru-buru menentukan sikap dan mendeklarasikan capres 2019. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Agus Hermanto mengatakan hingga saat ini masih menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi the next leader.

"Kami dorong terus dan melihat kemungkinan. Dorongan kader terutama daerah dan kawula muda, banyak ingin AHY jadi the next leader. Bisa capres atau cawapres," ujar Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Jumat (23/2).

Menurutnya, Partai Demokrat belum memutuskan hingga saat ini karena masih berkoordinasi dan melihat peluang untuk Pilpres 2019. Itu karena, Agus memahami bahwa Partai Demokrat tidak dapat sendiri dan harus berkoalisi dengan partai lain untuk mengusung calonnya untuk Pilpres 2019.

(Baca: Survei Alvara: AHY Cawapres Terpopuler di Kalangan Milenial)

Namun, ia belum mau mengungkap partai yang telah dijajaki untuk berkoalisi Partai Demokrat. "Kami fleksibel. Karena posisi kami penyeimbang. Bisa ke mana saja. Tergantung koordinasi itu sendiri dan hasilnya apabila menuju kesempurnaan itulah yang diterapkan Partai Demokrat," ujar Agus.

Begitu pun saat ditanyai kemungkinan apakah AHY akan disodorkan menjadi cawapres Jokowi, Agus menjawab keputusan  tergantung koordinasi dengan partai lain. Ia kembali mengatakan yang jelas Partai Demokrat secara karakteristik adalah partai penyeimbang, bukan koalisi maupun oposisi.

"Ini tergantung dari koordinasi. Bahwa PD secara karakteristik sebagai partai penyeimbang, bukan koalisi dan oposisi," kata Wakil Ketua DPR itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement