Selasa 27 Feb 2018 10:38 WIB

Irena Handono Dukung Pembinaan Mualaf LMI dan GMI

Irena Handono bersama LMi dan GMI bersinergi perkuat kualitas mualaf

Red: Agung Sasongko
Hj Irena Handono.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hj Irena Handono.

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Kasus pendangkalan akidah banyak terjadi di Indonesia. Kondisi itu yang menjadi perhatian Pakar Kristolog Irena Handono. Hal tersebut juga menjadi fokus dari Laznas LMI.

Kesamaan visi itulah yang membuat Laznas LMI menjalin kerjasama dengan Pengurus Wilayah Gerakan Muslimat Indonesia (GMI). Lembaga yang didirikan Irena Handono bersama LMI akan bersinergi meningkatkan kualitas muallaf melalui berbagai program. 

Di antara program itu adalah pembinaan, pemberdayaan, dan pendampingan mualaf secara berkelanjutan. Sebagai penanda kerjasama, Dirut Laznas LMI Agung Heru Setiawan bersama Ketua PW GMI Jatim Diana Puspitawaty menandatangani nota kesepahaman disaksikan sejumlah  anggota GMI Jawa Timur kemarin (27/2).

"Kami memiliki semangat yang sama untuk mengantisipasi gerakan pendangkalan akidah dan  pemurtadan di Indonesia," ujar Agung.

Menurut dia, menjadi mualaf membutuhkan pembinaan dan pendampingan agar benar-benar menjadi muslim yang memahami ajaran-ajaran Islam. Mereka juga harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Sebab, hingga saat ini para mualaf masih ada yang menghadapi permasalahan dari keluarga berupa penolakan dan pengecaman.

Agung mengatakan, masih banyak mualaf yang mendapat tantangan dan tekanan dari keluarga dan lingkungannya. Dampaknya pada terputusnya hubungan, terusir dari keluarga, diberhentikan dari tempat bekerja, hingga ancaman terhadap keselamatan jiwa.

Karena itu, selama ini LMI mendukung muallaf. LMI sendiri sebenarnya telah melakukan upaya penanganan kristenisasi. Salah satunya seperti 300 orang di Ponorogo yang menjadi muallaf. Dengan sinergi LMI dan GMI serta MCI diharapkan lebih mampu mengatasi problematikan mualaf.

Agung yang juga Ketua MCI Jawa Timur berharap LMI dan GMI dapat bekerjasama juga dalam segi fasilitas dan sarana untuk menampung mualaf yang menghadapi masalah.

Sementara itu, Diana Puspitawaty, Ketua GMI Jatim menyebut masalah mualaf itu salah satu permasalahan kemasyarakatan umat Islam yang harus diemban bersama. 

"GMI sebagai salah satu organisasi dakwah yang berkonsentrasi pada mualaf, tentunya kami terus mengupayakan penyelesaian masalah ini," tuturnya.

Di sisi lain, Irine Handono mendukung kerjasama tersebut. Dengan itu diharapkan mualaf dapat menjadi muslim yang kaffah. Dia juga siap memberikan pembekalan bagi para pejuang di GMI terkait ilmu kristologi. "Mudah-mudahan ada manfaatnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement