REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar mengumpulkan perusahaan migas dan listrik untuk bisa memantau komitmen para perusahaan dalam berinvestasi di Indonesia. Langkah ini kata Arcandra dilakukan untuk bisa mencapai target investasi 2018 sebesar 50,7 miliar dolar AS.
Arcandra mengatakan GDP Indonesia saja mencapai 1.000 milliar dolar AS. Jika Kementerian ESDM ditarget capaian investasi sebesar 50,7 milliar dolar AS maka artinya 5 persen dari pendapatan negara dipasok dari sektor energi.
"Ini kan target yang besar ya, makanya kita panggil mereka supaya kita bisa lihat, siapa saja yang berkontribusi disini. Ada banyak sektor kan, kita cek satu per satu komitmen mereka," ujar Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (27/2).
Arcandra menjelaskan di sektor migas dan listrik, pihaknya sudah menanyakan ke beberapa KKKS yang memang memiliki investasi di Indonesia. Berapa tahun ini pihak KKKS tersebut akan melakukan investasi. Tercatat, seperti BP saja kata Arcandra akan melakukan investasi di atas 2 miliar dolar AS pada tahun ini.
"Chevron juga tadi dia koreksi angkanya Pertamina juga cukup besar. Jadi di sektor minyak dan gas sekitar 16,76 miliar dolar AS. Itu nanti kita lihat berapa deviasi antara komitmen dengan realisasi. forum ini mungkin 3 bulan lagi, 2 bulan lagi akan kita ketemu," ujar Arcandra.
Sedangkan di sektor listrik kata Arcandra baik EBTKE maupun Listrik energi primer menargetkan investasi sebesar 24,88 miliar dolar AS. Angka ini kata Arcandra memang yang paling besar diantara sektor sektor lain karena merupakan proyek strategis nasional yang sedang digenjot pemerintah.
"Tadi IPP, PLN, EBTK juga beberapa, Sarulla, apa lagi tadi dari EBTKE, sar energi, Pertamina Geothermal. Paling besar itu sektor kelistrikan, 24,88 miliar dolar AS," ujar Arcandra.