Selasa 27 Feb 2018 19:52 WIB

Enam Orang Ditahan karena Tanam Bom di Rakhine

Semua tersangka adalah umat Buddha Rakhine.

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Polisi Myanmar patroli di sepanjang pagar perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh di Maungdaw, negara bagian Rakhine, Myanmar.
Foto: AP / Thein Zaw
Polisi Myanmar patroli di sepanjang pagar perbatasan antara Myanmar dan Bangladesh di Maungdaw, negara bagian Rakhine, Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Sedikitnya enam orang ditahan karena dicurigai menanam bom akhir pekan lalu di beberapa bagian ibu kota negara bagian Rakhine, Sittwe. Dilansir di Anadolu, Selasa (27/2), seorang perwira di kantor polisi Sittwe mengonfirmasi semua tersangka adalah umat Buddha Rakhine.

"Pengadilan kota telah memerintahkan mereka untuk ditahan selama dua pekan. Yang satu berasal dari ANC," katanya.

ANC mengacu pada Dewan Nasional Arakan, sebuah kelompok pemberontak etnis. ANC adalah anggota United Nationalities Federal Council, sebuah asosiasi payung yang mewakili kelompok bersenjata etnik.

Laporan media mengatakan Soe Naing, anggota komite pusat ANC, termasuk di antara enam tahanan tersebut. Tiga bom meledak di berbagai lokasi Sittwe sekitar pukul empat pagi pada Sabtu. Seorang perwira polisi terluka dalam ledakan bom di rumah seorang pejabat tinggi sementara dua bom lagi meledak di dekat pengadilan kota dan kantor pemerintah.

Polisi juga menemukan tiga bom lain yang belum meledak di kota tersebut. Ledakan di Sittwe mengikuti pengeboman mematikan di cabang bank lokal di kota Lashio di negara bagian Shan pada Rabu lalu yang menewaskan dua karyawan dan melukai 22 lainnya.

Sebuah ledakan ketiga terjadi di dekat sebuah zona perdagangan utama di negara bagian Shan, Ahad malam. Beberapa kelompok pemberontak bersenjata etnis aktif di Shan, wilayah etnis terbesar di Myanmar.

Dari kelompok tersebut, sebuah kumpulan Tentara Independen Kachin, Aliansi Utara, Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang, Tentara Aliansi Demokratik Myanmar dan Angkatan Darat Arakan menyerang pos pemeriksaan militer, pos terdepan polisi dan Zona Perdagangan Mile 105 di Muse di negara bagian Shan pada November 2016. Namun, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangkaian ledakan dalam beberapa hari terakhir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement