Selasa 27 Feb 2018 20:34 WIB

Suriah Langgar Gencatan Senjata di Ghouta Timur

Serangan dilakukan setelah masa gencatan senjata harian baru saja dimulai.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ani Nursalikah
Petugas Pertahanan Sipil Suriah memadamkan api di sebuah toko yang terbakar karena serangan udara pasukan Suriah dan gerilyawan di Ghouta, pinggiran Damaskus, Selasa (20/2).
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Petugas Pertahanan Sipil Suriah memadamkan api di sebuah toko yang terbakar karena serangan udara pasukan Suriah dan gerilyawan di Ghouta, pinggiran Damaskus, Selasa (20/2).

REPUBLIKA.CO.ID, GHOUTA -- Sedikitnya dua warga sipil terbunuh dalam serangan udara yang dilakukan pemerintah Suriah di Ghouta Timur. Serangan tersebut dilakukan setelah masa gencatan senjata harian baru saja dimulai.

Berdasarkan keterangan aktivis, pesawat jet militer Suriah terlihat melakukan serangan ke kawasan yang dikuasai pemberontak di pinggiran Damaskus. Serangan tersebut sekaligus melanggar gencatan senjata yang disepakati selama lima jam sehari Rusia.

"Beberapa pesawat tempur pemerintah Suriah meluncurkan serangan udara di Douma and Harasta," kata Juru Bicara Pembela Rakyat Sipil Suriah Mahmoud Adam seperti diwartakan Aljazirah, Selasa (27/2).

Berdasarkan keterangan seorang aktivis lokal, Alaa al-Ahmed mengatakan serangan terjadi sekitar pukul 09.30 pagi waktu setempat. Dia mengungkapkan, serangan dilakukan sekitar 30 menit setelah gencatan senjata diterapkan.

Serangan yang dilakukan ke Douma, salah satu pusat kota di Ghouta Timur menewaskan dua warga termasuk wanita. Adam mengatakan, serangan tersebut juga melukai lusinan penduduk lainnya.

Gencatan senjata dilakukan untuk memberi kesempatan bagi warga sipil keluar dari wilayah yang dikuasai pemberontak. Kawasan tersebut menjadi titik fokus serangan militer pemerintahan Presiden Suriah Bashar al Assad.

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan gencatan senjata dari pukul 09.00 hingga 14.00 waktu setempat (14.00 sampai 19.00 WIB). Putin juga meminta pembentukan koridor kemanusiaan untuk memberi kesempatan warga sipil meninggalkan daerah tersebut.

Sebelumnya, Lembaga Observasi Hak Asasi Manusia Suriah mencatat sekitar 403 orang tewas dalam serangan udara yang diluncurkan militer Presiden Bashar al Assad di Ghouta Timur. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat menyusul pengepungan yang masih berlangsung di kawasan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement